Ketua Umum PSSIĀ Erick Thohir menyebut akan diberlakukan financial control di Liga 1 2024/2025. Apa itu financial control?
Dalam jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (20/6) sore, Erick menyebut financial control adalah salah satu upaya menyehatkan klub dalam persaingan di kompetisi.
\”LIB memaparkan aturan menyehatkan klub, financial control, bagian dari club licensing. Kita punya cita-cita yang sama, supaya klub Indonesia sehat,\” kata Erick.Pilihan RedaksiPembagian Pot Fase 3 Kualifikasi Piala Dunia Usai Ranking Terbaru FIFAFormat Championship Series Liga 1 Dihapus demi Timnas IndonesiaKlasemen Grup C Memanas Usai Inggris Ditahan Imbang Denmark\”Aturan AFC jelas, penilaian liga naik kelas kalau klubnya bersaing di ASEAN dan Asia. Tidak hanya faktor klub lisensi, tapi prestasi klub jadi penilaian,\” ujarnya.
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus menegaskan bahwa financial control sudah dibahas secara mendalam, sebelum diterapkan. Ini berbeda dengan salary cap.ADVERTISEMENT.para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Mengacu financial control ini, satu klub Liga 1 2024/2025 hanya boleh menghabiskan dana sebesar Rp50 miliar semusim. Untuk musim selanjutnya bisa saja makin besar atau diperkecil.
\”Financial control bukan salary cap. Financial control itu lebih kepada batasan-batasan penggunaan pemanfaatan finansial. Misalnya cap utamanya itu Rp50 miliar,\” kata Ferry.
\”Jadi [gaji semua] pemain enggak boleh dari Rp50 miliar satu musim. Nah, kemudian kalau hanya dikasih cap saja sementara enggak dikontrol, betul enggak pemanfaatan 50 miliar tadi?\”
Dalam praktiknya, financial control ini akan terkorelasi dengan professional club licensing yang sedang digenjot PSSI. Dari sinilah kontrol dan pengawasan akan dijalankan.
\”Makanya untuk memastikan financial control itu sesuai dengan apa yang kita standarkan maka kita perlu badan, kita bentuk yang namanya Financial Control Body,\” kata Ferry.
\”Ada unsur dari auditor independen, ada unsur dari PSSI, dan unsur liga [LIB], untuk memastikan kita bisa masuk ke ranah finansialnya klub,\” ujarnya menjelaskan.
Jika ada klub yang melanggar aturan financial control ini, sanksi berat menanti. Mantan Presiden Klub Persija ini menyebut, sanksi akan menyesuaikan besaran pelanggaran.
\”Misalnya dia melebihi Rp20 miliar, ya kena Rp20 miliar sanksinya. Harus diberikan, bukan subsidi ke klub, bukan untuk PSSI, kita bagikan kepada klub yang tidak melanggar,\” ujarnya.
Aturan ini juga tidak membahas batasan gaji seorang pemain yang dikontrak klub. Klub bebas saja mengontrak pemain dengan Harga tertentu, asal batasan maksimal tidak dilampaui.
\”Enggak [ada Batasan besaran gaji pemain]. Dari financial control akan terekam. Kan, bisa satu pemain Rp30 miliar, lalu yang lainnya Rp5 juta, Rp5 juta,\” kata Ferry.