Kebebasan atlet Muslim menjalankan ibadah di Major League Soccer (MLS) tidak semata-mata hanya dari perjuangan umat Muslim saja. Non-Muslim juga ikut andil dalam memperjuangkan kebebasan kepada atlet Muslim menjalankan ibadah saat bertanding.
Wakil Presiden Senior Kompetisi MLS, Jeff Agoos, mengatakan kepada Religion News Service bahwa istirahat 60 detik untuk berbuka puasa baru terjadi setelah liga menerima banyak permintaan dari para pemain dan staf tentang membuat kebijakan agar bisa memberikan kesempatan kepada pemain Muslim untuk berbuka puasa.
\”Ada banyak dukungan untuk hal ini\”, ujar Agoos dikutip dari The Washington Post.Pilihan RedaksiIsi Lengkap \’Surat\’ Gia ke MegawatiDitinggal Mega dan Gia, Red Sparks Tetap Sibuk Persiapan ke IndonesiaHasil Polling AFC: Jay Idzes Pemain Terbaik Kualifikasi Piala DuniaJeff Agoos mengatakan kesehatan dan keselamatan para pemain merupakan hal yang terpenting. Permainan bisa dihentikan dalam waktu singkat ketika tidak ada dampak kompetitif.ADVERTISEMENT.para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}\”Kami pikir keberagaman itu penting. Kami pikir inklusivitas itu penting,\” ujar Jeff Agoos dikutip Los Angeles Times.
\”Dan yang terpenting dari keseluruhan persamaan ini adalah kesehatan dan keselamatan para pemain diprioritaskan. Jadi jika kami dapat menghentikan permainan, bahkan untuk waktu singkat ketika tidak ada dampak kompetitif, kami ingin mencoba mendukung para pemain kami,\” kata Jeff Agoos menambahkan.
Tim Ahli Gizi dan Nutrisi, Kyla Cross telah menyiapkan rencana nutrisi Ramadan sejak tahun 2015 untuk membantu para pemain di berbagai tingkatan bisa memaksimalkan hidrasi dan nutrisi sebelum dan sesudah puasa.
\”Ini menunjukkan betapa berartinya mereka, bagaimana mereka menyadari bahwa liga menghormati agama dan budaya mereka,\” ujar Cross, dilansir Washington Post.
Dukungan jeda buka puasa juga datang dari kepala pelatih Galaxy, Greg Vanney yang menyatakan bahwa mengakui keyakinan agama itu tidak mengubah dan merugikan permainan.
\”Ini adalah permainan yang mengakui keyakinan agama. Itu tidak mengubah permainan, tidak merugikan permainan,\” ujar Greg Vanney, dilansir oleh Los Angeles Times.
Kini bukan hanya MLS, tetapi Liga Inggris kemudian Liga Australia juga menerapkan regulasi menghentikan laga selama 90 detik untuk memberikan kesempatan pemain Muslim untuk membatalkan puasanya.