Pelatih legendaris Sven Goran Eriksson telah tutup usia. Namun, kenangan indah tentang pelatih Swedia itu tetap abadi bagi pencinta sepak bola Indonesia.
Eriksson adalah salah satu pelatih top dunia yang pernah menangani sejumlah klub top Eropa, termasuk Sampdoria. Ia jadi pemimpin di Il Samp mulai 1992 hingga 1997.
Saat itu, Sampdoria dalam salah satu tim elite Serie A Liga Italia yang dibanjiri pemain bintang. Roberto Mancini, Sinisa Mihaijlovic, dan Attilio Lombardo.Pilihan RedaksiJadwal Timnas Indonesia U-20 vs Argentina di Seoul Earth on Us CupPeraih Medali Olimpiade 2024 Dapat Bonus Tambahan Uang dan RumahFabregas Sebut Como Harusnya Menang Lawan CagliariKebetulan Sampdoria pernah bekerja sama dengan PSSI dalam pembinaan usia dini. Sejumlah pemain terbaik Indonesia digembleng di tim Primavera Sampdoria.
Pada 1994, Eriksson membuka kesempatan kepada Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy masuk tim senior. Kedua talenta muda Indonesia itu pun digembleng bersama pemain-pemain top dunia.
Di tahun yang sama, Sampdoria menjalani tur Asia termasuk ke Indonesia. Saat itu, Roberto Mancini dkk kalah dari Timnas Indonesia 1-2 di Stadion Teladan Medan pada 4 Juni 1996.
Sampdoria unggul lebih dulu lewat sundulan Filippo Maniero pada menit ke-27. Namun, Indonesia mampu membalikkan keadaan di babak kedua.
Eri Erianto sukses menyamakan kedudukan melalui titik putih pada menit ke-48, sebelum akhirnya Peri Sandria, yang menggantikan Widodo Cahyo Putro, mencetak gol kemenangan pada menit ke-65.

Pertandingan persahabatan di Stadion Teladan memberikan kesan yang mendalam bagi Eriksson. Ia kemudian merekomendasikan Sampdoria untuk mengontrak Kurniawan dan Kurnia Sandy.
Dalam prosesnya, Kurniawan batal dikontrak. Sementara Kurnia Sandy baru berhasil bergabung dengan Sampdoria pada musim 1996/1997 sebagai kiper ketiga. Sayangnya impian Kurnia Sandy merumput di Serie A kandas karena masalah administrasi yang belum selesai.

By admin