Valentino Rossi selalu menyiapkan gimik lucu untuk selebrasi kemenangan di setiap menjelang balapan di MotoGP. Hal tersebut terungkap dari pernyataan sahabat sekaligus asisten Rossi, Alessio Salucci.Lelucon, hiburan, dan pertunjukan menjadi ciri khas dari penampilan Valentino Rossi selama berkarier di MotoGP.Bahkan, gimik untuk selebrasi kemenangan seperti bermain bowling hingga berpakaian Robin Hood, telah disiapkan oleh Rossi jelang balapan MotoGP.Pilihan RedaksiRatu Voli Korea Buka Suara Soal Ngamuk Usai Diblok MegawatiProfil Kim Yeon Koung, Ratu Voli Korea yang Ngamuk Diblok MegawatiBos Honda: Berpikir Marquez Kembali di 2025 adalah Hal Gila\”Lelucon, sandiwara, selalu merupakan hal yang konyol, tapi tidak sepenuhnya,\” kata Uccio Salucci sapaan akrabnya kepada Sky Sports dikutip dari Crash.\”Hal itu membantu Vale untuk bersantai, karena mari kita ingat bahwa dia masih sangat muda ketika mulai memenangkan Kejuaraan Dunia pertama,\” ucap Salucci menambahkan.Menurutnya, situasi saat itu sangat sulit bagi Rossi sebagai pembalap muda yang sudah jadi superstar.\”Itu adalah situasi yang sulit, terutama di tahun-tahun awal GP500 dan MotoGP ketika dia sudah menjadi superstar, tapi dia baru berusia 22-23 tahun dan membawa atmosfer Tavullia kembali ke sirkuit juga, jadi perlu ketenangan buatan sendiri agar dia merasa baik,\” kata Salucci.Bahkan, sebelum tidur Rossi selalu berkata kepada Salucci, \’Apakah sudah disiapkan gimik untuk besok?\’\”Dia selalu bertanya padaku sebelum tidur apakah sandiwaranya sudah disiapkan, apakah semua orang tahu tempatnya, apakah kaus perayaaannya sudah tiba,\” ucap Salucci.\”Dan saya menyuruhnya untuk tetap tenang dan memintanya tidur karena kami akan berlaga di kejuaraan dunia keesokan harinya. Dia selalu memperhatikan detail ini,\” kata Salucci.
Menurutnya, konsep gimik selebrasi Rossi di MotoGP selalu berkembang sesuai dengan usia.\”Tentu saja, mulai dari boneka tiup di Mugello hingga skittles [permainan bowling] itu normal dan penting karena mengolok-olok diri sendiri, tapi bermain saat Anda berusia 30 tahun berbeda dengan saat Anda melakukannya di usia 17 tahun,\” ucap Salucci.\”Tapi konsepnya selalu sama, selalu bersikap sedikit bodoh, ironis, dan bercanda. Saya ingat kami selalu mengadakan pertemuan bersama di Fan Club untuk mempelajari lelucon tersebut. Idenya selalu dari ayah saya atau Flavio Frattesi, kami khawatir karena mereka benar-benar tak bisa diduga, jadi kami memutuskan lebih baik bertemu untuk membicarakannya, meminta mereka menjelaskan apa yang ingin mereka lakukan,\” kata Salucci menambahkan.Dalam pertemuan itu Valentino Rossi akan tertawa terbahak-bahak karena ide-ide gila yang dilontarkan rekan-rekannya.\”Pikirkan tentang itu. Dalam pertemuan-pertemuan itu mereka memberi kami lelucon dan tidak ada alasan. Selalu ada yang satu lebih buruk dari yang lain,\” ujar Salucci.\”Vale dan aku tertawa terbahak-bahak. Mereka memberi kami 2 atau 3 [ide] dan kami memilih yang paling tidak bodoh,\” ucap Salucci menambahkan.