Sederet jenama asal China mulai meramaikan industri otomotif di dalam negeri mulai dari Chery, Neta, GWM hingga BYD. Namun apakah hal ini membuat produsen lain seperti Mercedes Benz ketar-ketir lantaran pangsa pasar makin terbelah?
Sejumlah mobil China menjual produknya dengan harga murah namun fitur-fitur yang ditawarkan relatif serupa mobil Eropa. Di merek BYD misalnya, sedan listrik mewahnya dibanderol tak sampai Rp1 miliar.10 Model Baru Mercy Meluncur Tahun Ini di RI, Termasuk 2 Mobil ListrikKemudian GWM menjual Tank 500 sebesar Rp1,196 miliar, sedangkan Chery melego Omoda E5 tak ada yang sampai Rp1 miliar.
Deputy Director Marketing Communication & PR PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardosoemarto mengatakan perusahaan tak gentar dengan ekspansi merek China ke Indonesia.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Menurutnya hal ini hanya berimbas banyaknya opsi untuk pelanggan sehingga tak menggerus pasar penjualan segmen mobil mewah Mercedes-Benz.
\”Kalau kita melihat sih memberikan opsi yang lebih banyak untuk pelanggan-pelanggan kita kan,\” kata dia di Jakarta, Senin (25/3).
Meski demikian Kariyanto tak menampik mobil-mobil China terutama di segmen mobil listrik menawarkan fitur canggih.
Sehingga, banyak customer yang mempertimbangkan ulang saat hendak memboyong mobil, terutama pada mobil listrik.
Namun hal itu tak menjadi momok menakutkan bagi Kariyanto. Bahkan menurut dia kecanggihan fitur di mobil China sebagai pemicu Mercedes-Benz agar mengeluarkan produk yang lebih baik.
\”Memang secara portofolio sekarang banyak menawarkan fitur canggih dan sebagainya. Tetapi (itu) pemicu kita saja untuk terus berusaha jadi yang terbaik,\” kata dia.
\”Karena kalau kita lihat BEV ini kan sesuatu yang baru di market ini. Begitu ada opsi itu mungkin orang akan mempertimbangkan,\” sambungnya.Daftar Mobil dan Motor yang Mungkin Tak Boleh Isi Pertalite 2024Meskipun pabrikan China menggempur dalam negeri dengan harga yang lebih murah dibanding merek lain, Kariyanto menilai kalau harga murah itu bukan sebuah fenomena perang harga.
Dia menjelaskan setiap produsen otomotif memiliki penetapan harga sendiri yang disesuaikan pasar yang disasar.
\”Bukan serta merta ada produk china langsung kita turunkan harga ya tidak. Kita bermain fokus di segmen masing-masing\”.