Partai Golkar mengalami kenaikan elektabilitas dari kisaran 7—8 persen kini menyentuh 10,1 persen.
Jakarta (ANTARA) – Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan Gerindra unggul dengan elektabilitas mencapai 19,0 persen sekaligus menggeser posisi PDI Perjuangan pada Pemilu 2024. Melejitnya Prabowo-Gibran dalam gelaran Pilpres 2024 memberi efek elektoral bagi Gerindra sebagai partai pengusung utamanya. “Gerindra diprediksi bakal menggeser dominasi PDI Perjuangan dalam pemilu anggota legislatif, berarti PDI Perjuangan batal mencetak
hattrick,” ungkap peneliti senior CPCS Hatta Binhudi dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu. Elektabilitas PDI Perjuangan sebesar 16,7 persen, menempatkannya di peringkat kedua sekaligus membuat mereka sulit untuk bisa menang ketiga kalinya dalam pemilu kali ini. Menurut Hatta, partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) mulai menikmati
coattail effect dari pengusungan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. “Gerindra yang paling diuntungkan berkat asosiasi partai tersebut dengan Prabowo sebagai ketua umum sekaligus tokoh sentral sejak awal didirikan,” tandas Hatta.
Menurut dia, yang membedakan antara Pilpres 2024 dan pemilu sebelumnya adalah konteks situasi politik yang sudah jauh berubah. Pada tahun 2014 dan 2019 Prabowo menjadi rival Jokowi, kini Prabowo justru menjadi sekutu kuat dan capres yang didukung Jokowi.
Ia menegaskan bahwa majunya Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi membuktikan dukungan Jokowi yang terhadap Prabowo.
parliamentary threshold menjadi 4,0 persen, dan di bawahnya ada Partai NasDem (2,5 persen), dan Partai Ummat (0,4 persen). Dua partai baru lainnya masih belum menyatakan dukungan terhadap salah satu capres dan sama-sama nihil elektabilitasnya, yaitu PKN dan Buruh. Sisanya sebanyak 18,4 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab. “Partai-partai yang tidak memiliki asosiasi dengan figur capres atau cawapres memang harus berjuang lebih keras karena sulit mendapatkan
coattail effect,” pungkas Hatta. Survei CPCS pada tanggal 7—14 Desember 2023 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah
multistage random sampling dengan
margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.