TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim kuasa hukum Pegi Setiawan, tersangka kasus pembunuhan Vina, telah mengajukan permohonan gelar perkara khusus ke Bareskrim Polri.
Kapolri pun disebut melawan perintah Presiden kalau tidak melakukan gelar perkara khusus, benarkah?

Kuasa hukum Pegi, Mayor TNI Chk (Purn) Marwan Iswandi berpandangan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melawan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) apabila tidak merespons permohonannya.
“Ini perintah langsung dari Presiden ke Kapolri, apabila Kapolri tidak meninjut berarti Kapolri telah melawan perintah Presiden,” ucap Marwan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Tim kuasa hukum Pegi telah menyurati Kapolri hingga Kabareskrim Komjen Wahyu Widada terkait permohonan gelar perkara khusus pada Rabu malam.
Menurut Marwan, Jokowi juga sudah memberikan atensi terhadap kasus ini.
Oleh karena itu, ia berharap permohonan gelar perkara khusus terhadap kliennya segera dilakukan.
“Presiden mengatakan harus transparan, tapi saya rasa kapolri akan menindaklanjuti, ini perintah loh perintah seorang kepala negara,” tegas dia.

Kuasa hukum Pegi lainnya, Toni RM, juga mengharapkan Kapolri segera menindaklanjuti permohonannya.
Menurut Toni, hasil gelar perkara khusus tersebut akan menjadi landasan hukum untuk menepis isu-isu yang beredar terkait Pegi.
Selain itu, gelar perkara khusus ini juga akan membuat terang kejanggalan dalam kasus Vina Cirebon.
“Jadi Polri juga tidak melakukan penyalagunaan kewenangan. Kalau punsampai menghentikan, setelah ada hasil gelar pekara khusus,” ujar Toni.
“Dan sebaliknya, kalaupun melanjutkan juga, kami sebagai penasihat hukum, seketika sudah dilayani maka kami akan puas, akan legowo, kan itu saja,” imbuh dia.

Kubu Pegi Lapor ke Ombudsman RI Jika Bareskrim Tidak Gelar Perkara Khusus
Toni menambahkan, jika Kapolri tidak menindaklanjuti permohonannya ini, pihaknya juga akan membuat pengaduan ke Ombudsman RI.

By admin