TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR – Polres Cianjur melakukan pembongkaran makam DAN (10), bocah korban dugaan malapraktik di Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur.
Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto menjelaskan pembongkaran makam DAN pada pagi Selasa (28/5/2024) hari ini untuk dilakukan pemeriksaan autopsi.
\”Autopsi terhadap jenzah DAN direncanakan akan dilakukan di RSUD Cianjur pada Rabu (29/5/2025) lusa,\” kata Tono saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (27/5/2025).

Selain itu, lanjut dia, pihaknya sudah kembali memeriksa dan memintai keterangan dari tiga orang saksi baru dalam kasus dugaan malapraktik tersebut.
\”Ketiga orang saksi tersebut pertama saksi ahli dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Jauhari Sp.A, dan dua perawat di Puskesmas Sindangbarang,\” ucapnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini total saksi yang sudah dimintai keterangan dalam kasus dugaanmalapraktikada sebanyak 10 orang dari pihak keluarga korban danPuskesmasSindangbarang.
\”Proses selanjutnya dalam kasus dugaan malapraktik ini kita akan munggu hasil dari pemeriksaan autopsi pada Rabu (29/5/2025),\” ucapnya.

Sebelumnya, DAN (10) warga Kampung Ciurih, Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang,KabupatenCianjurdiduga menjadi korbanmalapraktiksaat menjalani perawatan diPuskesmasSindangbarang.
Berdasarkan informasi yang diketahui, kejadian tersebut berawal ketika DAN mengalami demam tinggi dan dibawa ke Puskesmas oleh orangtuanya pada Minggu (21/4/2024) lalu.
Namun setelah 5 jam usai menjalani perawatan, pihakPuskesmasSindangbarangmenyatakan anak pasangan dari Syarifahlawati (43) dan Deni (40) meninggal dunia.
Syarifahlawati (43) ibu DAN mejelaskan, anaknya tersebut mengalami sakit demam dan dibawa mantri setempat, dan disarankan untuk dibawa ke Puskesmas.
\”Saat diPuskesmasSindangbarang, anak saya langsung dilakukan penanganan medis, dan dipasang infus dan kondisinya mulai membaik demamnya pun turun,\” ucapnya pada wartawan, Selasa (21/5/2024).
Karena kondisinya sudah membaik lanjut dia, ia dan sang suami pun meminta anaknya untuk bawa pulang dan dirawat di rumah. Namun sebelum pulang seorang pewarat memberikan antibiotik.
\”Saya sempat nanya apakah ada obatan tambahan atau vitamin sebelum dibawa pulang. Saat disuntikan antibiotik melalku infusan, anak saya tiba-tiba kejang,\” ucapnya.

Ia mengatakan, saat anaknya mengalami kejang seorang perawatan datang tanpa memberikan penjelasan, langsung melakukan penyuntkan kedua kali, kejangnya langsung berhenti.
\”Suntikan kedua katanya obat penenang, ketika kejangnya sudah berhentik, anak saya kembali disuntik untuk ketiga kalinya, sehingga membuat diam, tak ada respon lalu koma, hingga diberikan oksigen tambahan, tak lama dinyatakan meninggal dunia,\” ucapnya.

Artikel ini telah tayang diTribunJabar.iddengan judul Kasus Dugaan Malpraktik di Puskesmas Sindangbarang Cianjur, Polisi Bongkar Makam Korban Besok,

By admin