TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sungguh malang nasib seorang ibu berinisial V (39) yang mengalami kerusakan otak usai menjalani operasi persalinan caesar di sebuah rumah sakit di Bogor, Jawa Barat.
Kejadian itu berlangsung pada Desember 2021. Suami V, Rintho (43) menceritakan, pada 4 Desember 2021, dia mengantar istrinya melakukan pemeriksaan kehamilan yang sudah berusia 36 minggu.
Pada saat pemeriksaan, dokter obgyn berinisial LHM mengatakan kondisi janin yang ada di dalam kandungan V mengalami kelainan pada detak jantung.
Proses persalinan pun harus dilakukan lebih awal menggunakan metode caesar.
“Diagnosa awal si bayi dalam kandungan mengalami kelainan jantung, sehingga harus dilakukan caesar di luar jadwal rencana,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2024).
Pada hari itu juga, V diminta menginap di RS. V juga langsung melakukan pengecekan darah dan hasilnya baik serta normal.
Setelah itu, pada tanggal 5 Desember 2021 sekitar pukul 10.00 WIB, dokter LHM melakukan tindakan operasi caesar terhadap V.
Beberapa menit kemudian, dokter dan perawat memberitahuRinthobahwa V mengalami perdarahan.
Plasenta menempel ke dinding rahim oleh karenanya harus dilakukan tindakan pengangkatan rahim.
“Dokter meminta tanda tangan untuk pengangkatan rahim. Kurang lebih satu jam kemudian, setelah bayi dikeluarkan dari rahim dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan apa pun termasuk kelainan jantung, kembali lagi dokter menginformasikan bahwa ternyata plasenta juga menempel di kandung kemih dan menyodorkan surat persetujuan untuk dilakukan tindakan operasi pada kandung kemih istri saya,” tuturRintho.
Selama tindakan tersebut,Rinthomendengar suara gaduh dari ruang operasi yang mengatakan bahwa V mengalami penurunan kesadaran dan pendarahan.
“Pada tanggal 6 Desember 2021 salah satu dokter anastesi berinisial Y, mengatakan ke saya menaruh kecurigaan sesuatu terjadi di bagian kepala istri saya. Hal itu menyebabkan istri saya belum sadar dan dokter Y juga menyatakan perlu melakukan CT scan karena melihat keadaan istri saya meronta-ronta kesakitan tetapi mata masih tertutup,” tuturRintho.
Pada 7 Desember 2021, melihat kondisi sang istri semakin memburuk,Rintholangsung berinisiatif membawa V ke RS lain di Jakarta.
Setelah diperiksa, tim dokter di Jakarta mengungkapkan sudah ada perdarahan yang sangat luas di kepala, sehingga V harus menjalani operasi kraniotomi.