Guangzhou, China (ANTARA/PRNewswire)- Opera \”Marco Polo\” yang tampil diGuangzhouOpera House dari tanggal 3 hingga 4 Mei, telah menarik 200 sahabat dari domestik dan luar negeri untuk menyaksikan pertunjukan tersebut. Opera dengan tiga pertunjukan ini dinyanyikan dalam bahasa Mandarin yang juga memungkinkan untuk para penonton mempelajari sejarah dan meneruskan tali persahabatan antara Tiongkok dan Italia.Lahir di Italiapada abad ke-13,Marco Polopernah datang ke Tiongkok dilihat dari buku perjalanannya, \”The Travels ofMarco Polo\”, menggambarkan apa yang dia lihat dan dengar di negara Tiongkok dan memicu \”China Fever\” pertama dalam sejarah di negara Barat. OperaMarco Poloadalah hasil dari kerja sama Timur-Barat dan perpaduan dari budaya Tiongkok dan Barat. Tim kreatif utama dari pertunjukan ini berasal dari seluruh belahan dunia. Penulis naskahnya adalah penyair Tiongkok kontemporerWei Jindan komposernya adalah Enjott Schneider, Presiden Asosiasi Komposer Jerman DKV. Opera ini perdana dipentaskan diGuangzhouOpera House pada tahun 2018, disutradarai olehKasper Holten, mantan Direktur Opera di Royal Opera House Covent Garden diLondon. Setelah itu, opera ini mengunjungi Quanzhou dan kembali ke \”Kampung halamannya\” di Italia untuk dipertunjukan yang menarik perhatian besar dari seluruh dunia.Tahun ini juga sebagai tanda peringatan 20 tahun Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Italia serta peringatan 700 tahun wafatnyaMarco Polo. OperaMarco Polodibukakan kembali oleh Shi Jingfu, Direktur China National Opera House.Gianluca Zoppa, yang juga seorang penulis naskah, produser, sutradara, dan aktor Italia yang telah lama tinggal diGuangdong, beliau juga berkata bahwa, \”Pertunjukan ini tidak hanya serasi dengan estetika budaya Barat, tetapi juga membuka imajinasi mereka tentang budaya Timur.\” Seorang penonton dari Tiongkok bernama Tracy dan kekasihnya asalVenezuela, Rei, juga merasa sangat tersentuh setelah menonton pertunjukan tersebut. Tracy mengatakan bahwa, \”Opera ini menceritakan pergantian dua dinasti berdasarkan kisah cinta dariMarco PolodanChuan Yun, tetapi sebenarnya juga mewakili perpaduan budaya yang berbeda. Opera ini juga mencerminkan kisah cinta hubungannya dengan kekasihnya yang sangat romantis, sehingga juga memicu pemikiran lebih dalam dan resonansi.\”Sebelum opera pada malam 4 Mei dimulai, \”Salon Berbagi untuk Pertemuan denganMarco Polo\” yang diselenggarakan oleh GDToday diadakan diGuangzhouOpera House. Sebagai kegiatan pendukung bagi pembukaan kembali operaMarco Polo, hampir 200 perwakilan Konsulat Jenderal, Perwakilan Kadin dari 29 negara, serta teman-teman dari domestik dan luar negeri diundang untuk berdiskusi tentang pertukaran budaya Tiongkok dan luar negeri untuk saling belajar dari budaya negara satu sama lain.Salon tersebut juga memamerkan lukisan terkenal dari \”Marco Polo\’sReverie\” dari karya pelukis Italia terkenalSandro Trottidan karya seniman dari Guangdong Wang Shaoqiang, yang sedang berpartisipasi dalam La Biennale di Venezia di Italia. Sejumlah perwakilan dari Tiongkok dan Italia juga berbagi pandangan mereka tentangMarco Polodan kerja sama antara Tiongkok-Italia.Baik dari Tiongkok maupun Italia, keduanya juga memiliki sejarah panjang dan warisan budaya yang kaya. Pertukaran dan kerja sama dalam aspek budaya pasti akan meningkatkan persahabatan antara kedua negara,\” ujar Konsul Jenderal Italia diGuangzhou, Bapak Valerio De Parolis, dalam wawancara dengan wartawan GDToday.Guangdongadalah salah satu titik penting dari jalur sutera dan juga telah menjadi pusat perdagangan antara Timur-Barat dan pertukaran budaya sejak dari zaman dahulu.Hubungi:Zhang YanNo. Telepon: 008610-68994660E-mail:[email protected] -https://mma.prnasia.com/media2/2405554/Guangdong_Province.jpg?p=medium600

By admin