TRIBUNNEWS.COM- Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) dan Satuan Tugas (Satgas) oleh PBSI segera dimulai bulan Januari 2024.
Demi mempersiapkan Olimpiade Paris 2024, Pokja dan Satgas menghadirkan mentor-mentor untuk wakil Indonesia.
Uniknya mentor tersebut dihadirkan dari jajaran medalist Olimpiade yang sudah senior seperti Taufik Hidayat atau Liliyana Natsir yang akrab dipanggil Butet.Tontowi Ahmad (kanan) dari Indonesia dan Liliyana Natsir dari Indonesia bereaksi setelah menang melawan Liu Ying Goh dari Malaysia dan Peng Soon Chan dari Malaysia selama pertandingan bulu tangkis ganda campuran mereka di stadion Riocentro di Rio de Janeiro pada 17 Agustus 2016, di Olimpiade Rio 2016 Permainan. (BEN STANSALL / AFP)
\”Mentornya ini kita ambil dari para Olimpian. Contoh misalnya tunggal putra ada Taufik Hidayat,\”
\”Kemudian tunggal putri mentornya ada Susi Susanti. Ganda putra ada Ricky (Subagja) dan Candra Wijaya. Di ganda putri ada Greysia Polii.\”
\”Di ganda campuran ada Owi dan Butet. Di samping itu ada kepala pelatih dan pelatih sektor,\” terang Fadil Imran selaku sekretaris PBSI dilansir djarumbadminton.
Keseriusan pembentukan Pokja dan Satgas ini akan dilakukan secara khusus bagi jagoan andalan di sektornya.
Seperti contoh, Gregoria Mariska tetap akan ditangani Indra Wijaya, kemudian ada Aryono Miranat untuk ganda putra.
\”Ini tidak ada dirangkap, semuanya khusus. Ya Grego (Gregoria Mariska Tunjung) hanya di dilatih oleh tim pelatih yang diketuai oleh Indra (Wijaya) dan Herli (Djaenuddin). Ganda putra, ya, ada Koh Aryono (Miranat),\” paparnya.
Tujuan adanya mentor ini diberikan agar saling berbagi pengalaman dengan para atlet.
Taufik Hidayat dari Indonesia (Kiri) dan Chong Wei Lee dari Malaysia (Kanan) berdiri di atas podium Hong Kong Open Badminton Super Series pada 12 Desember 2010. (AFP FOTO/MIKE CLARKE)
Terlebih mentor yang diberikan pernah menjadi juara di Olimpiade yang diharapkan bisa menemani atlet maupun pelatih.
\”Nah, diharapkan dengan adanya mentor-mentor itu bisa berbagi, bertukar pikiran, bertanya, (selayaknya) menjadi mentor dan menemani pelatih,\” tegasnya.
\”Taufik Hidayat, kan, Olimpian dan dua kali ikut Olimpiade. Pasti kaya (ilmu dan pengalaman) dia. Tekanan baik dari atmosfer lapangan maupun dari luar lapangan itu semua nanti akan mereka diskusikan,\” lanjutnya.
\”Saya berharap tim ini melambangkan keragaman badminton Indonesia dari semua aspek. Dari klub ada, dari pengprov ada, dari pengawas ada, dan sebagainya,\” tukas Fadil.