Musim Kemarau mulai tiba di sebagian wilayah Indonesia. Meski begitu, banyak daerah masih diprediksi kena cuaca ekstrem sepekan ke depan.
\”Kami informasikan di rapat [koordinasi di] Bidakara tentang lintas sektor bahwa bulan April ini sudah sekitar 13 persen wilayah Indonesia memasuki musim kemarau,\” ujar Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di acara Forum Merdeka Barat 9, Senin (1/4).
Ia mencontohkan salah satu wilayah yang mulai kemarau adalah Nusa Tenggara.April, Awal Musim Kemarau RI dan Netralnya El Nino\”Nanti bulan Mei Juni itu sudah 43 persen memasuki musim kemarau,\” lanjutnya.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Dalam siaran pers sebelumnya, BMKG menyebut puncak musim hujan sudah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya wilayah RI bagian selatan khatulistiwa, terutama Jawa hingga NTT.
Pada April, BMKG menyebut kemarau diprediksi mulai terjadi di pesisir utara Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, bagian pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, NTB, dan NTT.
Awal musim kemarau tiba di kawasan selatan Indonesia itu seiring aktifnya Monsun Australia, atau angin kering dari Benua Kanguru. Puncak musim kemaraunya, kata BMKG, secara umum di seluruh Indonesia bakal terjadi pada Juli–Agustus 2024.BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem saat Mudik Lebaran 2024Meski demikian, lembaga tersebut mewanti-wanti masa transisi alias pancaroba di banyak wilayah.
Salah satu ciri masa pancaroba adalah udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari kemudian tiba-tiba hujan pada sore hingga menjelang malam hari.
Lalu di mana saja hujan itu masih potensial turun dengan deras saat ini?
BMKG, dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan 2–8 April mengungkap banyak wilayah, termasuk Jawa, masih diprediksi basah.
\”Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Barat, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur;
\”Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.\”
Apa pemicunya?
Pertama, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di wilayah Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua sepekan ke depan.
Kedua, sirkulasi siklonik di sekitar Maluku bagian tenggara dan membentuk daerah konvergensi (pemusatan angin) memanjang dari Laut Arafuru hingga Laut Banda, serta membentuk daerah konfluensi di Laut Banda, Laut Arafura, dan Papua.
Daerah konvergensi lain memanjang dari Riau hingga Perairan Kep. Nias, dari Sumatra Selatan hingga Perairan Kep. Mentawai, dari Selat Karimata hingga Jambi, dari Jawa Timur hingga Jawa Barat, dari Malaysia hingga Kalimantan Barat;
Dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara, dari Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Laut Seram, dan dari Teluk Cenderawasih hingga Papua Nugini.
Ada pula daerah konfluensi (pertemuan angin) lain berada di Aceh, Samura Hindia barat Aceh, Laut Jawa, dan Laut Flores.
Deret daerah cuaca ekstrem
Lantaran faktor fenomena-fenomena atmosfer di atas, BMKG pun mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah.
\”PERINGATAN DINI: Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya,\” kata lembaga tersebut.
\”Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan.\”Nasib Polusi Udara Jakarta usai Serbuan Cuaca EkstremBerikut rincian wilayah cuaca ekstrem:
2–3 April
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
4–5 April
Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, KalimantanTengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara;
NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
6–8 April
Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara;
Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua