Observatorium Bosscha punya dua \’senjata\’ untuk menelusuri antariksa dan mencari \’dunia alien\’ berupa planet ekstrasurya atau exoplanet.
Planet ekstrasurya merupakan planet-planet yang mengitari bintang selain Matahari yang berpotensi tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.
Pengamatan exoplanet dimulai sejak 1995 ketika Michel Mayor dan Didier Queloz mempublikasikan variasi kecepatan radial pada bintang 51 Pegasi yang menunjukkan keberadaan exoplanet untuk pertama kali.Darurat, Observatorium Bosscha Lumpuh Akibat Lampu Sorot Pusat Hiburan[Gambas:Instagram]
Hingga hari ini, astronom sudah mengonfirmasi lebih dari 6000 exoplanet yang telah berhasil dideteksi melalui berbagai metode.
Exoplanet sendiri digolongkan ke dalam 4 kelas yaitu gas giant, neptunian-like, super-earth, dan terrestrial.
Gas giant merupakan planet gas seukuran Saturnus atau Jupiter, ataupun yang jauh lebih besar. Pada kelas ini terdapat istilah \”Hot Jupiter\” yang mengacu pada planet-planet yang orbitnya sangat dekat dengan bintang induknya
Sedangkan, neptunian-like adalah planet-planet seukuran Neptunus atau Uranus.Apa Itu Polusi Cahaya yang Bikin Observatorium Bosscha \’Lumpuh\’?Kemudian, super-earth merupakan planet bebatuan yang lebih besar dari Bumi namun lebih kecil daripada Neptunus
Sementara exoplanet terrestrial atau bebatuan adalah planet bebatuan seukuran Bumi, yang menjadi kandidat kuat exoplanet dengan keberadaan samudra, atmosfer, dan tanda-tanda kehidupan.
Lembaga di bawah Institut Teknologi Bandung (ITB) ini pun turut melakukan riset exoplanet sejak 2006. Pengamatan yang dilakukan dari observatorium yang berada di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, ini umumnya menggunakan teknik fotometri transit.
Teknik tersebut bekerja dengan mengukur kecerlangan bintang pada periode tertentu dan kemudian mendeteksi adanya peredupan pada kecerlangan yang diakibatkan oleh lewatnya exoplanet yang mengorbit bintang tersebut di antara bintang dan pengamat.
Dikutip dari akun Instagramnya, Bosscha memiliki dua \’senjata\’ yang mereka gunakan untuk menelusuri \’dunia alien\’ tersebut, yakni Bosscha Robotic Telescope (BRT) dan STEVia.
Hasil terbaik yang mungkin didapat menggunakan kedua teleskop Bosscha dalam riset exoplanet adalah penurunan kecerlangan sebesar satu persen yang berkaitan dengan exoplanet kelas Hot Jupiter.
Tim riset exoplanet di Observatorium Bosscha juga melakukan serangkaian cara untuk meningkatkan hasil risetnya, salah satunya memperbaiki sistem tracking hingga ke skala sub-detik busur (ketelitian hingga setengah detik busur).
Ketelitian ini disebut dapat dicapai dengan melakukan kalibrasi real-time ketika pengamatan dilakukan.Teleskop Radio VGOS Bakal Dibangun di Bosscha, Pertama di RISelain itu, tim riset juga mengembangkan pipeline pengolahan data exoplanet menggunakan machine learning.
Berikut dua jenis teleskop yang dipakai buat pencarian planet ekstrasurya:
Teleskop BRTTeleskop BRT di Bosscha. (Foto: Arsip Bosscha)Melansir situs Bosscha, teleskop BTT merupakan teleskop paling baru di Observatorium Bosscha.
\”Mengusung desain Astograph CDK (Corrected Dall-Kirkham), teleskop ini mampu menghasilkan citra datar yang melingkupi area sebesar 70 mm yang terbebas dari kesalahan astigmatisma dan off-axis.\”
Punya desain \’truss\’ berbahan serat karbon, teleskop ini hanya memiliki bobot kurang dari 30 kg. Teleskop ini juga dilengkapi dengan sistem fokus dan sistem pengatur temperatur otomatis.
Dilengkapi dengan mounting kelas profesional Astophysics 1600GTO teleskop ini mampu melakukan gerak dan menentukan posisi dengan akurasi yang sangat tinggi.
\”Secara umum teleskop ini digunakan untuk penelitian, survei, dan deteksi planet di bintang lain. Selain itu juga acap kali digunakan untuk penelitian asteroid berjarak dekat dengan bumi. Studi lain yang juga menggunakan teleskop ini adalah penelitian dan pengamatan berkala bintang variabel,\” menurut keterangan tersebut.
Teleskop ini terpasang di gedung surya dan dapat berjalan sepenuhnya secara otomatis dan beradaptasi terhadap kondisi langit dan lingkungan.
\”Teleskop robot ini juga sepenuhnya dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan hubungan internet.\”
Teleskop BRT sendiri digunakan untuk melakukan konfimrasi exoplanet yang telah terdeteksi sebelumnya, serta untuk memperbaiki parameter fisis dari exoplanet tersebut.
\”Selain itu, teleskop ini digunakan untuk mengkonfirmasi exoplanet yang telah terdeteksi oleh satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) dengan kandidat exoplanet mulai dari kelas Neptune-like hingga Super Earth,\” lanjut Observatorium Bosscha di Instagram, Jumat (16/8).Tipe Teleskop
Corrected Dall – KirkhamTabung Utama
Planewave CDK 14Diameter
14 inci (0,36 m)Panjang Fokus
2592 mmRasio fokal
f/7,2Detektor
Kamera CCD FLI PL 11002Teleskop STEViaTeleskop STEVia di Bosscha. (Foto: Arsip Bosscha)Teleskop STEVia (Survey Telescope for Exoplanet and Variable star) digunakan untuk melakukan survei exoplanet planet pada gugus bintang terbuka.
Ini adalah sistem teleskop baru di Observatorium Bosscha yang dibangun pada tahun 2013.
STEVia menempati bangunan yang sebelumnya dihuni oleh teleskop Unitron. Teleskop ini menggunakan sistem kendali terkomputerisasi dan dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan jaringan internet.
Dia bertipe teleskop reflektor Schmidt-Cassegrain dengan diameter cermin utama 27,9 cm (0,279 m) dan panjang fokus 1,76 meter.
STEVia dilengkapi dengan teleskop (guider) yang berfungsi untuk menjaga kestabilan gerakan teleskop utama sehingga mampu mengikuti objek langit dalam waktu lama.
\”Tugas utama STEVia adalah melakukan pengamatan survei pada gugus bintang terbuka untuk mencari eksoplanet dan bintang variabel baru. STEVia juga digunakan dalam pengamatan objek dan peristiwa langit yang berlangsung singkat, seperti supernova dan okultasi bintang,\” kata Bosscha.Teleskop UtamaTeleskop PemanduTipe TeleskopReflektor Schmidt – CassegrainRefraktorDiameter279 mm (0,279 m)66 mmPanjang fokus1760 mm388 mmRasio fokalf/6,3f/5,8DetektorKamera CCD SBIG ST – 8 XMEKamera CMOS ZWO ASI 120MMFilterBVRI (Pita Sempit) dan LRGB (Pita Lebar)-Luas Medan Pandang26,8 x 17,9 menit busur43 x 32,3 menit busur