Bangladesh menjadi juara sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia sepanjang tahun 2023. Bagaimana kondisi di Indonesia?
Hal tersebut terungkap dalam Laporan Kualitas Udara Dunia Tahunan ke-6 yang dirilis oleh perusahaan teknologi kualitas udara asal Swiss, IQAir.
IQAir mengungkap, laporan tahun ini berdasarkan data yang terkumpul lebih dari 30.000 stasiun pemantauan kualitas udara di 7.812 lokasi di 134 negara, wilayah, dan kawasan yang telah dianalisis oleh para ilmuwan.
Temuan utama dari laporan tersebut adalah Bangladesh merupakan negara dengan kualitas udara terburuk di dunia sepanjang tahun lalu.Pilihan RedaksiMacet Jakarta Buang Waktu 117 Jam dan 270 Kg Emisi Karbon Selama 2023Studi Ungkap Kota paling Tercemar Polusi Udara dari PesawatNasib Polusi Udara Jakarta usai Serbuan Cuaca EkstremPengukuran ini berdasarkan kadar PM2,5, partikel padar yang beredar di udara dengan ukuran lebih kecil dari rambut dibelah tujuh; 2,5 mikrometer. Sumbernya bisa dari asap kendaraan bermotor, industri, PLTU, dan pembakaran bahan bakar fosil lainnya.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Merujuk laporan IQAir, kadar PM2,5 Bangladesh sepanjang tahun lalu ada di angka 79,9 µg/m3. Angka itu 15 kali lebih tinggi dari ambang batas tahunan PM2,5 dari WHO.
Di peringkat kedua ada Pakistan dengan konsentrasi PM2,5 sepanjang tahun mencapai 73,7 µg/m3, lalu India (54,4 µg/m3), Tajikistan (49 µg/m3), dan Burkina Faso (46,6 µg/m3).
Lalu, di mana posisi Indonesia?
Merujuk ranking yang dirilis IQAir, Indonesia bertengger di posisi ke-14 sebagai negara dengan kualitas udara terburuk sepanjang tahun lalu. Konsentrasi PM2,5 rata-rata Indonesia sepanjang tahun lalu ada di angka 37,1 µg/m3.
\”Konsentrasi PM2.5 rata-rata 2023 di Indonesia: 7,4 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO,\” demikian tulis IQAir dalam laman resminya, Selasa (19/3).
Kualitas udara di Tanah Air tercatat lebih buruk dibanding tahun 2022 (30,4 µg/m3) dan 2021 (34,3 µg/m3). Namun, kadar PM2,5 rata-rata tahun lalu itu masih lebih baik dibanding tahun 2020 (40,7 µg/m3) dan 2019 (51,7 µg/m3).
Jadi sorotan
Masalah polusi udara, khususnya di wilayah Jabodetabek. sempat menjadi sorotan nasional periode Agustus-September 2023. Sejumlah cara dilakukan untuk membersihkan langit dari polusi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sempat beberapa kali menggelar rapat terbatas untuk membahas masalah polusi udara di Jabodetabek.
Jokowi juga sempat bicara soal penyebab kualitas udara di Jabodetabek. Menurut dia ada sejumlah faktor yang menyebabkan polusi udara semakin memburuk di Jakarta dan sekitarnya kala itu.
\”Memang terdapat beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini, antara lain kemarau panjang selama tiga bulan terakhir, yang menyebabkan konsentrasi polutan tinggi,\” ungkap Jokowi saat itu.
\”Serta pembuangan emisi dari transportasi dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di industri manufaktur,\” imbuhnya.
Jokowi kemudian mengeluarkan sejumlah \’jurus\’ untuk menangani masalah polusi udara di Jabodetabek, di antaranya penerapan bekerja secara hybrid, rekayasa cuaca, pembatasan emisi, pengawasan PLTU, hingga menambah ruang terbuka hijau.
Daftar 15 besar negara dengan kualitas udara terburuk sepanjang 2023:
1. Bangladesh (79,9 µg/m3)2. Pakistan (73,7 µg/m3)3. India (54,5 µg/m3)4. Tajikistan (49 µg/m3)5. Burkina Faso (46,6 µg/m3)6. Irak (43,8 µg/m3)7. Uni Emirat Arab (43 µg/m3)8. Nepal (42,4 µg/m3)9. Mesir (42,4 µg/m3)10. DR Kongo (40,8 µg/m3)11. Kuwait (39,9 µg/m3)12. Bahrain (39,2 µg/m3)13. Qatar (37,8 µg/m3)14. Indonesia (37,1 µg/m3)15. Rwanda (36,8 µg/m3)