Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah Indonesia, termasuk Jawa, masih dilanda hujan sedang hingga lebat di saat pancaroba imbas sejumlah fenomena atmosfer.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap Indonesia bagian selatan bakal mengalami masa pancaroba atau peralihan musim hujan ke musim kemarau pada Maret hingga April.
\”Mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April,\” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (25/2).Selamat Datang Maret, Awal Mula Pancaroba dan Pudarnya El NinoSaat sudah masuk Maret, BMKG menyebut cuaca ekstrem tetap berpotensi melanda bagian selatan Indonesia, terutama Jawa. ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}\”PERINGATAN DINI: Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya,\” menurut Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 5–11 Maret, yang adalah hari ini hingga Hari Raya Nyepi.
\”Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan,\” lanjut keterangan BMKG.
Berikut rincian wilayah potensial cuaca ekstrem seminggu ke depan:Cara Berlindung dari Terjangan Angin Puting Beliung Kata BMKG5–6 Maret
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
7–8 Maret
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
9–11 Maret
Aceh, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Faktor penyebab

BMKG menuturkan sejumlah fenomena atmosfer berkontribusi terhadap kondisi basah ini.
Pertama, fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif pada fase 3 (Samuder Hindia). Kondisinya signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial.
Fenomena ini diprakirakan aktif di Aceh, Sumatra Utara, Riau, SumatraBarat, Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku barat daya, Maluku Utara, dan Papua dalam sepekan ke depan.

Ketiga, gelombang atmosfer Kelvin yang diprediksi aktif di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi bagiantengah hingga utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara sepekan ke depan.
Keempat, daerah konvergensi atau berkumpulnya angin yang memanjang di Aceh, di perairan barat Lampung, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, dari Kalimantan utara hingga Kalimantan Barat bagian utara, di NTB, di Laut Sulawesi;
Selain itu, daerah konvergensi dari Gorontalo hingga Sulawesi Tenggara, di Maluku, di Sulawesi bagian tengah dan dari Papua Barat hingga Papua.
Daerah konfluensi atau pertemuan angin yang terpantau di Selat Makassar bag selatan, Laut Jawa, Laut Banda dan Laut Flores.

By admin