Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) digelar Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) dkk. buat mencegah banjir di daerah rawan cuaca ekstrem di masa mudik lebaran 2024.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan teknologi ini diterapkan di daerah yang dilindungi atau terdeteksi akan mengalami hujan sedang. Di antaranya, di Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.
\”Ini digunakan untuk panggilan dari daerah mana saja yang dibutuhkan. BMKG kemarin juga sudah mendeteksi wilayah yang berpotensi hujan sedang seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan,\” kata Guswanto dalam Forum Merdeka Barat 9 yang dilaksanakan pada Senin (1/4).13 Persen RI Sudah Kemarau, Cek Daerah yang Masih Kena Cuaca EkstremTeknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini menjalankan mekanisme untuk mencegah awan hujan jatuh pada daerah yang rawan banjir.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Jadi, kata dia, awan konvektif sebelum menghasilkan hujan lebat jatuh di suatu daerah akan disemai terlebih dahulu sebelum sampai atau melewati wilayah yang dilindungi tersebut.
Guswanto juga menegaskan TMC tak cuma diprioritaskan di Jawa.
\”Tidak, terutama ini digunakan untuk panggilan dari daerah mana saja yang dibutuhkan,\” ucapnya, \”jadi disiapkan apabila ada situasi tanggap darurat maka Teknologi Modifikasi cuaca akan dilakukan.\”April, Awal Musim Kemarau RI dan Netralnya El NinoAlasan TMC

Sebelumnya, BMKG memprakirakan untuk pekan pertama sebelum Lebaran, pada 3-9 April 2024, hujan akan turun dengan intensitas sedang hingga lebat atau dapat berkisar 150-200 milimeter.
\”Berdasarkan prediksi BMKG, kondisi sepekan sebelum lebaran tanggal 3-9 itu masih didominasi adanya hujan ringan hingga sedang. Nah hujan sedang ini bisa menimbulkan kondisi cuaca ekstrem,\” kata Guswanto.
\”Kemudian tanggal 10-16 itu sudah mulai agak mereda saat pelaksanaan lebaran.\”

Sementara, gelombang laut di sejumlah perairan meliputi Samudera Hindia selatan juga diprediksi BMKG mengalami peningkatan hingga 1,25-2,5 meter.
Kondisi seperti ini tentu mempengaruhi jalur penyeberangan laut di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Bahkan Pelabuhan Gilimanuk juga berpotensi terkena banjir rob.
Sehingga, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) perlu dilakukan guna untuk menjaga keamanan pemudik lebaran 2024 yang angkanya diperkirakan menembus 193,6 juta orang atau setara 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat ini.
Pada prinsipnya penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini digunakan untuk menangani kondisi cuaca ekstrem agar tidak terlalu ekstrem.BMKG Bongkar Deret Bukti Krisis Iklim Terjadi di IndonesiaTeknologi yang digunakan

Teknologi yang digunakan dalam Modifikasi Cuaca bisa dengan beberapa metode, diantaranya ada drone beast generator, flare, dan NaCL.
Drone beast generator ini yang digunakan oleh para pelaku tambang dan biasanya dipasang di sekitar tambang untuk mencegah hujan tidak terjadi di sekitar area pertambangan, terutama untuk pertambangan batubara.
Kemudian, flare. Ini berupa bahan semai yang terbuat dari NaCl dan CaCl2. Bahan ini akan dibakar dan menghasilkan partikel seperti asap yang mudah menyebar di awan.
Mekanismenya peluncurannya adalah ditembakkan dari sayap-sayap pesawat.
Dan terakhir, NaCL yang bisa berbentuk cairan atau bubuk, dengan cara dijatuhkan dari pesawat melalui lubang yang ada di tengahnya.
\”Dari semua itu tergantung kemampuan dan teknologi yang ada saat ini, jadi yang paling mudah dan memungkinkan saat ini itu NaCL,\” tandas Guswanto.

By admin