Berbeda dari TikTok yang menampilkan potongan-potongan pendek video yang banyaknya cuma mengandalkan emosi buat viral, sejumlah situs dan akun menyediakan informasi cukup lengkap soal masa lalu para pasangan calon presiden-wakil presiden di Pemilu 2024.
Hari pencoblosan tinggal menghitung jam. Masalahnya, banyak yang masih gundah dengan pilihan capres-cawapres alias swing voters. Selain itu, informasi banyak berseliweran terutama di media sosial dalam bentuk sepenggal-sepenggal.
TikTok, contohnya. Media sosial dengan jumlah pengguna di Indonesia di atas 100 juta itu cenderung menampilkan video-video yang bisa menjangkau sisi emosi.Prabowo \’Kuasai\’ Warga TikTok Diduga karena Emosi, Bukan Rasional\”Pengguna TikTok cenderung menyukai dan berinteraksi dengan video yang menciptakan koneksi pribadi dan membangkitkan emosi, baik melalui pesan yang mengandung empati maupun melalui pembahasan isu-isu penting,\” menurut kesimpulan analisis debat terakhir capres dari Drone Emprit, Senin (6/2).
Tiap orang punya hak menentukan pilihannya berdasarkan faktor apa pun. Namun, masa depan RI tak bisa dipertaruhkan kepada informasi-informasi ala sinetron. Perlu pilihan rasional yang bisa ditentukan lewat penelusuran rekam jejak dan visi misi.

ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai pemilih rasional angka banyak yang belum menentukan pilihan alias undecided voters lantaran belum terpikat visi misi. Padahal, jumlahnya tidak bisa disepelekan.
\”Pemilih bimbang atau yang belum menentukan pilihan ini dikarenakan pemilih ini sebagian besar adalah pemilih rasional. Mereka masih belum tertarik dengan visi-misi dan gagasan yang ditawarkan,\” kata dia, Selasa (12/12/2023).Dirty Vote \’Hilang\’ dari Pencarian YouTube, Ada Apa?Adib menilai masih ada harapan para pemilih bimbang itu akan menentukan pilihan mereka di injury time atau mendekati hari-H Pemilu 2024.
\”Jadi pemilih rasional melihat pada injury time, mereka akan menentukan pilihan saat itu,\” jelas Adib.
Lalu, di mana informasi lengkap para calon itu bisa didapat? Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang menyediakan informasi lengkap soal pemilu, termasuk rekam jejak para paslon di situs infopemilu.kpu.go.id.
Untuk mengakses profil para capres-cawapres, klik bagian Tahapan Pemilu di situs tersebut, lalu klik Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, untuk kemudian menekan tombol Pengundian Nomor Urut.Viral Soeharto \’Hidup\’ Lagi Dorong Nyoblos, Netizen BerangDi sana, Anda bisa melihat deretan paslon 1, 2, dan 3 lengkap bagian profil yang bisa diklik. Sayangnya, rekam jejak yang ditampilkan cukup \’normatif\’.

Tak ada, misalnya, catatan soal \’Kardus Durian\’ yang pernah menyeret cawapres nomor urut 1, kasus penculikan aktivis 98 yang membuat capres nomor urut 2 dipecat dari TNI, atau insiden penggusuran warga Wadas, Jawa Tengah, demi proyek bendungan yang melibatkan capres nomor urut 3.
Lantaran itu, berikut dua opsi mengecek rangkuman rekam jejak paslon selain dari pemberitaan:
Bijak Memilih

Situs bijakmemilih.id ini, yang merupakan hasil kerja gerakan independen yang dibentuk oleh organisasi Think Policy dan media independen What Is Up, menyediakan jalur langsung ke profil tiap capres-cawapres.
Ada rekam jejak individu, Gagasan & Visi Misi Pasangan, Rangkuman Debat, hingga Komparasi Isu & Gagasan antar-paslon.
Khusus untuk rekam jejak, pengguna bisa mengklik langsung di pilihan tiap kandidat. Tak cuma latar pendidikan, riwayat jabatan, atau karier politik saja yang dicantumkan. Ada pula bagian \’Kontroversi yang sering muncul di media\’.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, misalnya. Ia meraup kontroversi terkait politik identitas di Pilgub DKI 2017, janji kampanye mengatasi banjir tapi tak sesuai realitas, program rumah DP Rp0.

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto tertulis punya riwayat kontroversi terkait Kasus Penculikan Aktivis Peristiwa Mei 1998, kegagalan Food Estate, hingga jalan damai Rusia-Ukraina yang menuai kritik.
Senada, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo disebut tersangkut kontroversi konflik agraria di Wadas dan Rembang, hingga penolakan kedatangan timnas Israel buat bertanding di Piala Dunia U-20 di Bali yang membuat gelaran diubah lokasinya dan Timnas Indonesia batal bertanding.
Dirty Vote

Alih-alih menampilkan rekam jejak tiap paslon secara lengkap, Dirty Vote, film dokumentar yang disutradarai oleh Dandhy Laksono, menuturkan soal dugaan kuat kecurangan pemilu rezim terutama demi meloloskan politikus di bawah 40 tahun buat jadi cawapres.
Selain itu, ditampilkan juga fakta-fakta penggalangan fasilitas birokrasi dan para pejabatnya untuk meraup dukungan tanpa mengikut aturan secara terang-terangan enggak ada malunya.
Dokumenter ini berisi penjelasan fakta-fakta itu oleh tiga orang ahli hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.

\”Ketiganya menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi,\” demikian menurut siaran persnya.
Bivitri dkk menjelaskan penggunaan kekuasaan dikerahkan untuk mempertahankan status quo.
\”Bercerita tentang dua hal. Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung. Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi,\” ujarnya.
\”Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis,\” sambung dia.Dirty Vote Trending di X, Netizen Teriak Hancur Negara IniFeri Amsari, dosen hukum di Universitas Andalas, menuturkan pembiaran kecurangan pemilu sama saja dengan merusak bangsa Indonesia.
\”Dan rezim yang kami ulas dalam film ini lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya. Tidak pernah ada kekuasaan yang abadi. Sebaik-baiknya kekuasaan adalah, meski masa berkuasa pendek, tapi bekerja demi rakyat. Seburuk-buruknya kekuasaan adalah yang hanya memikirkan diri dan keluarganya dengan memperpanjang kuasanya,\” tutur dia.
Film ini sulit dicari aslinya di YouTube meski banyak salinan utuh atau potongannya di kanal lain. Berikut tayangan Dirty Vote dari kanal asli.
[Gambas:Youtube]

By admin