Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu yang potensial memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah di periode libur Lebaran 2024.
Badai tersebut menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.
\”Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi mohon kepada masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada,\” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam siaran persnya, Kamis (4/4).Ahli Peringatkan Potensi Bahaya Bibit Siklon Tropis 96S di Selatan RICuaca ekstrem yang terjadi dapat memicu bencana hidrometeorologi di pekan arus mudik.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Dwikorita pun mengimbau kepada pemudik untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik.
\”Apabila kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan,\” imbuhnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan bahwa Bibit Siklon Tropis 96S teridentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem saat Mudik Lebaran 2024Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem Bibit Siklon 96S tersebut, kata dia, berkisar 15 – 20 knot (28 – 37 km/jam) dengan tekanan di pusatnya sekitar 1007 mb, dengan pergerakan ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan NTT.
\”Sistem Bibit Siklon 96S tersebut cenderung memiliki peluang RENDAH menjadi siklon tropis di sekitar perairan NTT untuk 24 jam ke depan, tetapi diprediksikan meningkat menjadi potensi SEDANG – TINGGI dalam periode 2 – 3 hari ke depan dimana posisi sistem diprediksikan sudah berada di sekitar Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur,\” urainya.
Sistem Bibit Siklon 96S di sekitar wilayah NTT tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan.
Pertama, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Kedua, Potensi Angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Ketiga, gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter (moderate sea) di sekitar Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan P. Sumba, Perairan selatan Kupang–Pulau Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.
Deret wilayah
Tak cuma bibit siklon tropis. Guswanto menggarisbawahi kondisi cuaca di Indonesia ini juga didukung beberapa fenomena atosfer.
Yakni, Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, suhu muka laut yang hangat juga berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.KRISIS IKLIM
El Nino dan La Nina Bertingkah Makin \’Gila\’ Imbas Pemanasan GlobalKepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan, secara umum, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 11 April 2024.
Namun demikian, ia mengimbau agar masyarakat tidak panik.
\”Mohon dipahami yang kami sampaikan ini adalah kondisi secara umum atau general di masing-masing wilayah. Untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih akurat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan. Mohon untuk dapat melihat atau mengunjungi aplikasi InfoBMKG untuk mengetahui informasi cuaca dengan perubahan cuaca setiap 3 jam.,\” pungkasnya.
Berikut rinciannya menurut periode:
Hingga 7 April
+ Sumatra Barat+ Jambi+ Bengkulu+ Kepulauan Bangka Belitung+ Sumatra Selatan+ Lampung+ Banten+ Jawa Barat+ Jawa Tengah+ DI Yogyakarta+ Jawa Timur+ Bali+ Nusa Tenggara Barat+ Nusa Tenggara Timur+ Kalimantan Barat+ Kalimantan Tengah+ Kalimantan Timur+ Kalimantan Utara+ Kalimantan Selatan+ Sulawesi Utara+ Sulawesi Barat+ Sulawesi Tengah+ Sulawesi Selatan+ Sulawesi Tenggara+ Maluku Utara+ Maluku+ Papua Barat+ Papua
8–11 April
+ Aceh+ Sumatra Utara+ Sumatra Barat+ Riau+ Kep. Riau+ Jambi+ Kep. Bangka Belitung+ Sumatra Selatan+ Bengkulu+ Jawa Timur+ Bali+ Nusa Tenggara Barat+ Nusa Tenggara Timur+ Kalimantan Barat+ Kalimantan Tengah+ Kalimantan Timur+ Kalimantan Utara+ Kalimantan Selatan+ Sulawesi Utara+ Gorontalo+ Sulawesi Barat+ Sulawesi Tengah+ Sulawesi Selatan+ Sulawesi Tenggara+ Maluku Utara+ Maluku+ Papua Barat+ Papua