Sejumlah fenomena astronomi akan menghiasi langit pada Juni 2024, mulai dari parade 6 planet hingga hujan meteor. Simak daftarnya.
Fenomena langit yang terjadi setiap bulan selalu berbeda, mulai dari fenomena Bulan, Matahari, hingga objek langit lain yang ada di Tata Surya. Pengalaman yang diberikan untuk pengamatnya juga akan berbeda tergantung lokasi pengamat tersebut.
Beberapa fenomena langit bisa disaksikan tanpa alat bantu seperti teropong atau teleskop. Namun, beberapa fenomena memerlukan alat bantu agar pengamatan bisa lebih baik.
Selain itu, faktor cuaca juga sangat menentukan seberapa cerah langit malam yang berdampak pada pengalaman saat pengamatan.
Untuk lebih jelasnya, berikut deret fenomena langit di Juni:ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Fenomena 6 Planet Sejajar Hiasi Langit Awal Juni, Cek JadwalnyaParade 6 planet (4 Juni)
Enam planet akan dapat terlihat di langit secara bersamaan sejak 4 Juni 2024. Pada waktu tersebut, Bulan akan tampak mengambang di atas planet-planet yang berada rendah di cakrawala.
Merkurius dan Jupiter akan tampak paling dekat di langit pagi saat jaraknya kurang dari satu derajat. Anda bisa melihat kedua planet ini hingga waktu fajar.
Meskipun planet-planet itu bersinar terang, mereka akan bersaing dengan cahaya Matahari yang sedang terbit. Waktu terbaik untuk melihatnya adalah saat fajar sekitar 40 menit sebelum Matahari terbit.
Selain itu, Anda juga dapat melihat Mars dan Saturnus yang berada lebih tinggi di langit. Neptunus dan Uranus juga bakal tampil dalam parade planet tersebut.Ambisi Besar Korea Selatan, Mendarat di Mars Tahun 2045Dikutip dari Earthsky, kesempatan terakhir untuk melihat keenam planet sebelum Matahari terbit adalah pada 5 Juni 2024.
Pada waktu tersebut, Merkurius akan turun dengan cepat ke arah cakrawala. Jupiter akan menanjak naik, dan bulan sabit yang memudar tipis-tipis (dengan kecerlangan 1,7 persen) akan melayang di atas pasangan planet ini.
Usai waktu tersebut, Merkurius akan berada terlalu dekat dengan Matahari untuk bisa dilihat. Sementara Jupiter akan bergerak lebih tinggi dari cahaya Matahari terbit. Mars dan Saturnus berada lebih tinggi di langit dan lebih mudah dikenali sebelum fajar menyingsing.Kenapa Kita Tak Bisa Lihat Satelit di Foto Bumi?Hujan meteor Arietids (7 Juni)
Hujan meteor Arietids akan menghiasi langit pada 7 Juni. Tidak akan ada cahaya Bulan yang menghalangi pengamatan meteor di langit pagi, karena Bulan memasuki fase Bulan baru pada hari sebelumnya.
Pada pagi hari tanggal 7 Juni, Anda bisa melihat puncak hujan meteor yang berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai 17 Juni.
Pada puncaknya, Anda mungkin akan melihat sebanyak 60 meteor per jam, yang merupakan angka yang cukup tinggi dan menjadikannya salah satu hujan meteor paling aktif dalam kalender.
Namun, seperti namanya, hujan meteor ini terjadi terutama pada siang hari. Jika Anda ingin mencoba melihat Arietids, bangunlah beberapa jam sebelum fajar menyingsing dan lihatlah ke arah timur untuk melihat rasi bintang Aries.Ahli Temukan Planet Seukuran Bumi Layak Huni, Cek Tanda-tandanyaTitik balik Matahari Juni (21 Juni)
Tanggal 21 Juni menandai hari terpanjang dalam setahun di atas garis khatulistiwa di belahan bumi utara, yang juga disebut \”titik balik Matahari musim panas\”.
Sebaliknya, ini adalah hari terpendek dalam setahun di belahan bumi selatan atau \”titik balik matahari musim dingin.\”
Titik balik matahari adalah hari astronomi yang penting, karena menandai pergeseran musim dan pergerakan Bumi dalam mengelilingi matahari.
Selama ribuan tahun, berbagai budaya telah merayakan titik balik matahari bulan Juni dengan berbagai cara.
Hujan meteor Bootids
Sebagian besar pemburu meteor melewatkan hujan meteor Bootids setiap tahunnya, karena rata-rata Zenith Hourly Rate (ZHR) mereka hanya 1-2 meteor per jam.
Namun, pada malam puncak hujan meteor ini pada tanggal 27 Juni, hujan meteor ini mungkin memiliki jumlah yang lebih besar.
Pasalnya, beberapa tahun sekali hujan meteor yang tidak dapat diprediksi ini memiliki lonjakan hingga 100 meteor per jam. Sayangnya, tidak ada yang tahu pasti apakah lonjakan akan terjadi pada 2024 atau tidak. Lonjakan jumlah meteor terakhir kali terjadi pada 1998.
June Bootids dikenal juga sebagai meteor yang sangat panjang, melesat perlahan melintasi sebagian besar langit karena sudut kemiringannya saat memasuki atmosfer Bumi. Jadi, meskipun Anda hanya melihat satu atau dua meteor tahun ini, mereka tetap akan menjadi pemandangan yang mengesankan.