Meski musim kemarau sudah tiba, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi beberapa wilayah masih akan diguyur hujan selama sepekan ke depan, termasuk Jakarta dan Jawa Barat.
Berdasarkan Prospek Cuaca Mingguan Periode 7–13 Juni, beberapa wilayah yang akan memasuki musim kemarau pada Juni masih berpotensi mengalami hujan dan beberapa fenomena cuaca ekstrim lainnya.
\”Walaupun beberapa wilayah di Indonesia sebagian sudah memasuki musim kemarau, masyarakat masih perlu waspada dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih terjadi di beberapa wilayah,\” demikian keterangan BMKG.Deret Daerah Panas Membara Hingga Akhir 2024\”Seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.\”ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}BMKG menyebut beberapa wilayah akan masuk musim kemarau di Juni. Yakni, sebagian besar wilayah Sumatra, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian wilayah Sulawesi Selatan, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan.
Sementara, beberapa daerah yang sudah memasuki musim kemarau di antaranya ialah Bali, NTB, dan NTT.
\”Meskipun demikian, terpantau pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) bulan Juni, BMKG memantau masih terjadinya hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat (di atas 100 mm),\” menurut keterangan BMKG.Prediksi Hujan Jabodetabek di Awal Kemarau Sepekan ke DepanBMKG pun mengungkap riwayat hujan lebat atau curah hujan tinggi di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir.
Yakni, pada 31 Mei di Sumatra Barat dengan curah hujan 153,6 mm; pada 1 Juni Kalimantan Barat mengalami curah hujan 139 mm dan Bangka Belitung 115,1 mm;
Pada 2 Juni, Semarang mengalami curah hujan 104,5 mm dan Kalimantan Barat sebesar 103 mm; pada 3 Juni Kalimantan Selatan mencapai 221 mm.
Potensi hujan lebat

BMKG pun mengungkap potensi berlanjutnya fenomena cuaca ekstrem itu di berbagai daerah untuk periode 7 hingga 13 Juni.
Pertama, daerah berpotensi hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
Untuk potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selain itu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

Kedua, daerah berpotensi terdampak bahaya hujan lebat.
Untuk kategori waspada dari bahaya hujan lebat, BMKG menyebut wilayah Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan;
Di samping itu, ada Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.
Ketiga, potensi angin kencang.
Untuk potensi angin kencang, BMKG menyebut itu terdapat di wilayah Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Selatan, Papua Barat Daya dan Papua Barat.

Penyebab

Beberapa dinamika atmosfer, kata BMKG, berpengaruh signifikan terhadap potensi peningkatan curah hujan seminggu ke depan.
Pertama, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di wilayah Maluku dalam sepekan ke depan.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Kelvin diprakirakan aktif di Sumatra bagian utara, Lampung, dan Jawa bagian utara dalam sepekan ke depan.
Ketiga, adanya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Banten, Laut Natuna hingga Laut Natuna Utara, Kalimantan Tengah hingga Perairan utara Kalimantan, di Laut Sulu.El Nino Sudah Berakhir, Kenapa Masih Terasa Gerah?Kemudian di wilayah lainnya, Laut Timor hingga Nusa Tenggara Timur, Perairan selatan Sulawesi Tenggara Hingga Teluk Bone, Laut Banda hingga Perairan timur Sulawesi Tengah, Maluku hingga Laut Maluku, Pesisir barat Papua Selatan hingga Perairan utara Kep. Aru.
Keempat, daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Laut Jawa, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, dan Laut Filipina.
\”Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut,\” tandas BMKG.

By admin