Walau musim kemarau mulai tiba di Indonesia, beberapa wilayah diprakirakan dilanda hujan sedang, hujan lebat, hingga angin kencang imbas aktifnya sejumlah fenomena atmosfer.
Dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 4 hingga 10 Juni, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, \”Waspada potensi hujan sedang–lebat di sebagian wilayah Indonesia pada awal musim kemarau.\”
BMKG memprediksi beberapa wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni ini, yaitu Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan.Prediksi Kondisi Kemarau 2024 saat La Nina Berpeluang Besar MunculSementara, daerah lain yang sudah memasuki musim kemarau antara lain Bali, NTB, dan NTT.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}\”Meskipun demikian, terpantau pada dasarian III (sepuluh hari ketiga) bulan Mei-periode peralihan musim, BMKG memantau masih terjadinya hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat (di atas 100 mm),\” menurut keterangan BMKG.
Daerah-daerah diguyur hujan lebat itu adalah Indragiri Hulu, Riau, dengan curah hujan 113,4 mm dan Sumatra Barat 103,9 mm pada 21 Mei; Palembang, Sumatra Selatan, 112,7 mm pada 22 Mei; Bogor, Jawa Barat, 146,6 mm pada 24 Mei; dan Indragiri Hulu, Riau, 156 mm pada 30 Mei.
BMKG pun mengungkap potensi berlanjutnya fenomena cuaca ekstrem itu di berbagai daerah untuk periode 4 hingga 10 Juni.BMKG Ungkap Alasan Hujan Masih Rajin saat Kemarau Sudah DatangPertama, potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Wilayah-wilayahnya antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, MalukuUtara, Maluku, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Kedua, potensi dampak dari bahaya hujan lebat.
BMKG mengungkap wilayah yang berstatus Kategori Siaga ada di Sulawesi Selatan. Sementara, Kategori Waspada terdapat di wilayah Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
Ketiga, potensi angin kencang. Ini terdapat di wilayah Jawa Timur, NTT, dan Maluku.
Pemicu
BMKG pun mengungkap sejumlah penyebab signifikan cuaca ekstrem dan pertumbuhan awan hujan ini.
Pertama, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua dalam sepekan ke depan.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Kelvin yang diprakirakan aktif di Sumatra bagian utara, Lampung, dan Jawa bagian utara dalam sepekan ke depan.Fakta-fakta La Nina yang Berpotensi Muncul Usai El NinoKetiga, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang terpantau memanjang dari perairan barat Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Kep. Riau, Kep. Babel, Kaltim, Kalteng, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah.
Keempat, daerah konfluensi yang terpantau di Laut China Selatan dan Samudra Pasifik utara Papua.
Kelima, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal di sejumlah wilayah, termasuk Aceh, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, hingga Papua Pegunungan.