Platform pembelajaran bahasa online Duolingo melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 persen karyawannya karena efisiensi pekerjaan yang didapatkan dari pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
Meski tidak semua PHK disebabkan oleh teknologi tersebut, platform ini disebut memberhentikan beberapa kontraktor pada akhir 2023 untuk memberikan ruang bagi perubahan terkait AI dalam cara pembuatan dan pembagian kontennya.
Duolingo mengatakan tidak ada karyawan tetap dalam PHK dan mereka berusaha mencari peran alternatif untuk semua yang diberhentikan sebelum beralih ke \”off-boarding\” sebagai opsi terakhir.Sam Altman Klaim Tak Akan Terlalu Banyak Pekerjaan Hilang Akibat AIPerusahaan memiliki 24,2 juta pengguna aktif harian, 5,8 juta pelanggan berbayar, dan lebih dari 100 kursus yang tersedia.
ADVERTISEMENT Perusahaan ini telah secara proaktif menambahkan AI ke platformnya, menciptakan program langganan baru yang dijuluki \”Duolingo Max\” pada Maret 2023.
Program langganan baru ini menggabungkan model bahasa canggih OpenAI GPT-4 untuk menambahkan fitur-fitur bertenaga AI yang mencakup percakapan lengkap dengan chatbot.
Teknologi ini diklaim bisa melatih keterampilan dan memberikan penjelasan tentang alasan kenapa suatu jawaban benar atau salah.Deret Prediksi Kemajuan AI yang Semakin Ngeri di 2024\”Generative AI mempercepat pekerjaan kami dengan membantu kami membuat konten baru secara dramatis lebih cepat,\” tulis CEO Luis von Ahn dalam surat kepada para pemegang saham di bulan November.
Terkait PHK kontraktor, Duolingo mengatakan AI akan semakin banyak digunakan untuk melakukan tugas-tugas seperti membuat kalimat untuk kursus, membuat daftar terjemahan yang dapat diterima, dan meninjau laporan kesalahan pengguna untuk memperbaiki kesalahan dengan lebih cepat.
Lebih lanjut, meski memangkas tenaga kerjanya untuk semakin mengandalkan AI dalam membuat dan memeriksa konten, Duolingo mengatakan mereka masih menggunakan manusia untuk memeriksa pekerjaan yang telah diselesaikan oleh AI.
\”Kami tidak menukar keahlian para ahli manusia dengan AI,\” kata perusahaan, dikutip dari CNN.
\”AI adalah alat yang kami gunakan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, menambahkan konten baru, dan meningkatkan kursus kami dengan lebih cepat sehingga kami dapat terus mengajar ke tingkat kemahiran yang lebih tinggi,\” tambahnya.
Duolingo tak sendirian dalam langkahnya untuk menggantikan orang-orang karena pemanfaatan AI.
Chegg, sebuah perusahaan teknologi pendidikan, mengungkapkan dalam dokumen pengajuan pada Juni bahwa mereka memangkas 4 persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 80 karyawan.
Tujuannya, memposisikan perusahaan dengan lebih baik dalam menjalankan strategi AI dan untuk menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi para siswa dan investor.
Selain itu, pada akhir April, layanan penyimpanan file Dropbox mengatakan bahwa mereka memangkas sekitar 16 persen tenaga kerjanya, atau sekitar 500 orang, juga dengan alasan AI.6 Hal Ngeri yang Bisa Dilakukan ChatGPTOptimisme bersyarat
Menurut laporan ResumeBuilder pada November, 37 persen perusahaan yang disurvei mengatakan AI menggantikan pekerja pada 2023. Ke depannya, 44 persen mengatakan teknologi ini akan menyebabkan PHK pada 2024.
Fakta-fakta itu seolah membenarkan ramalan Bos X (sebelumnya Twitter) Elon Musk, November lalu, bahwa kecerdasan buatan akan membawa manusia ke titik di mana \”tidak ada pekerjaan yang dibutuhkan.\”
Meski begitu, sejumlah pihak tetap optimistis.
Microsoft Indonesia mengungkap kecerdasan buatan tak mengambil alih pekerjaan manusia, tapi mengubah fokusnya.
\”AI mengubah fokus dalam sebuah pekerjaan, enggak mengambil alih pekerjaan,\” ucap President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, di kantornya, Jakarta, Senin (30/1).
Dalam studi bertajuk \’Dampak Ekonomi AI Generatif: Masa Depan Pekerjaan di Indonesia\’ yang dikeluarkan oleh Access Partnership bekerja sama dengan ELSAM dan didukung Microsoft, AI diklaim punya potensi menjanjikan.
Bahwa, penggunaan AI Generatif untuk melengkapi aktivitas kerja dapat membantu membuka kapasitas produksi hingga US$243,5 miliar di seluruh perekonomian Indonesia atau setara dengan 18 persen Produk Domestik Bruto (PDB) RI 2022.
Syaratnya, pertama, AI fokus pada aktivitas non-rutin yang bisa menghasilkan impact; kedua, AI berkontribusi terhadap pengambilan keputusan; ketiga, persiapan yang lebih besar.