Rentetan gempa mengguncang sejumlah wilayah Indonesia selama akhir pekan kemarin. Apakah gempa-gempa tersebut saling berkaitan?
Gempa besar pertama terjadi pada Jumat (22/3) di utara perairan Tuban dan sekitar Pulau Bawean, Jawa Timur. Gempa pertama terjadi pada Jumat siang berkekuatan magnitudo 5,9.
Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 15.52 WIB dengan kekuatan M6,5. Menurut catatan BMKG, total ada 149 gempa yang terjadi di sekitar Pulau Bawean sampai dengan Sabtu (23/3) pagi.
Selanjutnya, BMKG juga mencatat gempa berkekuatan M7,5 juga mengguncang Keerom, Papua, pada Minggu (24/3) dini hari.Kenapa Gempa Tidak Dapat Diprediksi?ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Pusat gempa berada di laut pada kedalaman 81 km. Lokasi gempa berada di koordinat 3,97 Lintang Selatan dan 143,63 Bujur Timur, 327 km tetangga Keerom.
Terakhir, pada Minggu (24/3) pagi, gempa berkekuatan M6,1 juga mengguncang Pulau Ende, Nusa Tenggara Timur.
Gempa terjadi di 104 kilometer tenggara Pulau Ende NTT. Lokasi koordinasi 9,64 Lintang Selatan dan 122,16 Bujur Timur, serta di kedalaman 47 kilometer.
Rentetan gempa besar tersebut tentu menjadi pertanyaan, bisakah satu lindu memicu gempa di tempat lain?Pakar Geologi Sebut Gempa Dangkal Tuban-Bawean Peristiwa Tak LazimLembaga Peninjau Geologi AS (United States Geological Survey/USGS) mengungkap gempa bumi di suatu wilayah bisa memicu lindu di daerah lainnya dengan syarat kekuatan besar dan mekanisme geser khusus.
\”Bisakah gempa besar memicu gempa di lokasi yang jauh atau di sesar lain? Kadang-kadang,\”jelas USGS dalam keterangannya.
\”Gempa bumi, terutama yang berukuran besar, dapat memicu gempa bumi lain di lokasi yang lebih jauh melalui proses yang disebut dengan perpindahan/pemicuan tegangan dinamis,\” lanjut lembaga tersebut.
Menurut USGS, efek domino gempa ini juga berbeda dengan gempa susulan.

\”Jika gempa yang dipicu berada dalam jarak sekitar 2-3 panjang sesar dari patahan sesar yang terkait dengan gempa utama, maka gempa tersebut dianggap sebagai gempa susulan, bukan peristiwa yang terpicu [gempa lain],\” jelasnya.
Panjang patahan atau sesar berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa. Yakni, gempa Magnitudo 4 berasal dari patahan dengan panjang kira-kira 1 km; lindu M 7 datang dari sesar dengan panjang 40-60 km.
Sementara, gempa dengan Magnitudo di atas 9, seperti lindu M 9,1 di Sumatera, berasal dari sesar yang panjangnya kira-kira 100 km.
Para ahli membuktikan gempa yang memicu gempa di lokasi lain ini dalam kasus gempa berkekuatan 8,6 skala Richter, 11 April 2012, yang berpusat di Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera.Gempa M 7,5 Guncang Keerom PapuaDalam sebuah studi bertajuk \”The 11 April 2012 east Indian Ocean earthquake triggered large aftershocks worldwide\” di jurnal Nature, para ahli USGS dan University of California, Berkeley, AS, mengungkap potensi gempa imbas efek domino.
\”Sampai saat ini, kami para ahli seismologi selalu berkata, \’Jangan khawatir gempa bumi jarak jauh akan memicu gempa lokal\’,\” kata Roland Burgmann, profesor ilmu bumi dan planet di UC Berkeley dan salah satu penulis studi tersebut.
\”Studi ini menunjukkan bahwa, meski sangat jarang terjadi, [gempa efek domino] mungkin hanya terjadi setiap beberapa dekade, gempa bumi ini mungkin terjadi jika terjadi gempa yang tepat,\” lanjut dia.Waspada Sesar-sesar Aktif di RI Potensi Picu Gempa (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)Syarat lindu di halaman berikutnya…

By admin