Brain Cipher, kelompok yang mengklaim meretas Pusat Data Nasional (PDNS) 2, mengungkap proses yang cepat dan mudah untuk membobol sistem tersebut.PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware. Data-data yang ada di dalamnya, yang berasal dari 282 institusi pusat dan daerah, pun dikunci hacker. Brain Cipher kemudian tiba-tiba muncul menawarkan kunci dekripsi data gratis.\”Dalam kasus ini, serangannya sangat mudah sehingga kami hanya membutuhkan sedikit waktu untuk unload data dan mengenkripsi beberapa ribu tera-bit informasi,\” ungkap ransomware gang tersebut, dalam tangkapan layar forum gelap yang diunggah perusahaan keamanan siber StealthMole, kemarin malam.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Berdasarkan kronologi peretasan versi hasil analisis forensik sementara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), terungkap jeda sekitar 2 hari antara tahap awal peretasan, yakni upaya penonaktifan antivirus, dengan lumpuhnya sistem.
data-name=\”cnn-id\”
idinfog=\”848506\”
data-target=\”detail/embed/infog\”
width=\”320\”
height=\”200\”>
Ariandi melanjutkan saat ini tim BSSN masih terus berproses mengupayakan investigasi secara menyeluruh setelah mengidentifikasi sumber serangan Brain Chiper Ransomware.\”Akan dilakukan analisis lebih lanjut terhadap sampel ransomware dengan melibatkan entitas keamanan siber lainnya. Hal ini menjadi penting untuk lesson learned dan upaya mitigasi agar insiden serupa tidak terjadi lagi,\” ucapnya.Dalam paparannya pada rapat kerja dengan Komisi I DPR pekan lalu, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengungkap sejumlah hasil sementara audit forensik pada 25-26 Juni terkait kronologi serangan, termasuk yang terkait pelaku.Tim menemukan bahwa ada pihak dengan alamat IP xx.xx.x.xx, yang merupakan perangkat yang ada di PDNS 2, melakukan aktivitas serangan dan penambahan user baru, mulai 18 Juni pukul 03.21.48 WIB sampai 19 Juni 22.18.38 WIB.

By admin