Pakar buka suara soal dugaan penyebab longsor di negara tetangga RI, Papua Nugini, yang menewaskan ratusan orang dan 2.000 orang lainnya masih terkubur. Berikut penjelasannya. 
Selain jumlah korban yang banyak, berdasarkan keterangan Pusat Bencana Nasional negara tersebut, longsor yang terjadi di wilayah pegunungan Enga di utara Papua Nugini ini menimbulkan kerugian ekonomi yang juga cukup besar.
\”Longsor mengubur lebih dari 2.000 orang hidup-hidup dan menyebabkan kerusakan besar pada bangunan, kebun pangan, dan menimbulkan dampak besar pada jalur perekonomian negara,\” kata Lusete Laso Mana, Pejabat Direktur Pusat Bencana Nasional melansir CNN, Senin (27/5).
Bencana tersebut terjadi di desa terpencil Kaokalam, sekitar 600 kilometer (372 mil) barat laut ibu kota Port Moresby, pada pukul 03.00 waktu setempat. Lebih dari 150 rumah di desa Yambali terkubur puing-puing, akibat dari bebatuan yang terus berjatuhan dan tanah yang terkena tekanan secara terus menerus.Longsor Parah di Tetangga RI Papua Nugini, 2.000 Orang Masih TerkuburADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Sampai saat ini masih belum jelas apa yang menyebabkan tanah longsor tersebut. Namun profesor geologi Alan Collins dari Universitas Adelaide mengatakan tanah longsor tersebut kemungkinan terjadi di wilayah dengan curah hujan yang cukup besar.
\”Meskipun tanah longsor tampaknya tidak dipicu secara langsung oleh gempa bumi, namun sering terjadi gempa bumi yang disebabkan oleh tumbukan lempeng yang membentuk lereng curam dan pegunungan tinggi sehingga bisa menjadi sangat tidak stabil,\” kata Collins.
Menurutnya curah hujan bisa saja mengubah mineral penyusun batuan dasar, sehingga melemahkan batuan pembentuk lereng bukit yang curam.
\”Vegetasi mengurangi hal ini karena akar pohon dapat menstabilkan tanah dan penggundulan hutan dapat membuat tanah longsor lebih sering terjadi dengan menghancurkan jaring biologis ini,\” katanya.Kemlu RI Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Longsor di Papua NuginiDirektur Nasional World Vision PNG, Chris Jensen juga menyatakan bahwa saat ini tidak ada laporan gempa bumi di Papua Nugini, namun justru hujan yang banyak terjadi.
\”Tidak ada laporan mengenai gempa bumi saat ini, namun kami mengalami cukup banyak hujan dan banyak cuaca di luar musim yang terjadi di seluruh Papua Nugini,\” kata Jensen.
Sementara itu, pakar tanah longsor Dave Petley mengatakan perubahan iklim pun mempunyai dampak yang sangat nyata terhadap aktivitas tanah longsor karena hal tersebut menghasilkan sistem cuaca yang lebih beragam.
\”Lereng sangat sensitif terhadap kejadian curah hujan berdurasi pendek dan berintensitas tinggi,\” kata Petley, mengutip ABC.
Ia menjelaskan tanah longsor juga cukup sering terjadi di negara tetangga RI ini. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor tertentu, di antaranya adalah cuaca buruk, daerah pegunungan, dan iklim tropis di negara tersebut.

Aktivitas tektonik
Hujan deras dan badai menyebabkan peningkatan erosi, banjir, dan air pasang, yang semuanya meningkatkan kemungkinan terjadinya longsoran batu yang berbahaya.
Selain itu, fakta bahwa negara ini terletak di Cincin Api – serangkaian gunung berapi aktif dan aktivitas seismik tinggi yang membentang di sepanjang perbatasan dua lempeng tektonik di Pasifik – hal ini akan berdampak pada bencana longsor.
\”Ada gempa bumi signifikan yang sering terjadi, yang tentu saja memicu tanah longsor, namun juga melemahkan lereng batuan,\” kata Petley.
\”Seluruh wilayah ini sangat aktif secara tektonik,\” sambungnya.Ilmuwan Bongkar Gelombang Panas Asia Sebenarnya Fenomena MustahilAndil manusia
Selain kondisi geologis dan cuaca, Petley menghubungkan tanah longsor yang sering terjadi di Papua Nugini disebabkan oleh faktor utama lainnya, yakni gangguan manusia.
Selain desa-desa kecil dan lahan pertanian, hutan di PNG juga menjadi tuan rumah bagi sejumlah industri besar yang menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya tanah longsor.
Emas, perak, nikel, tembaga, dan kobalt semuanya ditambang di negara ini, kemudian ditambah juga dengan adanya industri eksportir minyak sawit terbesar di Papua Nugini yang menyebabkan deforestasi besar-besaran.Desa Terpencil Papua Nugini Dilanda Longsor Dini Hari, Ratusan TewasPNG juga memiliki industri pembalakan liar yang besar, serta menjadi eksportir minyak sawit terbesar kelima di dunia, sehingga memerlukan deforestasi besar-besaran.
\”Sederhananya, ini adalah lanskap yang seharusnya berhutan, dan hutan tersebut telah ditebangi,\” jelas dia.
Hal tersebut semakin memperburuk Papua Nugini yang memang sudah menjadi negara yang terletak di Cincin Api. Sehingga serangkaian aktivitas gunung berapi aktif dan seismik tinggi yang membentang di sepanjang perbatasan dua lempeng tektonik bisa menyebabkan kondisi tanah longsor yang sempurna.

By admin