Iran melancarkan serangan udara ke wilayah Israel akhir pekan kemarin. Dalam serangan tersebut, Iran menggunakan ratusan drone dan rudal untuk menyerang Israel.
Iran menegaskan serangan ke Israel merupakan bentuk perlawanan terhadap serangan ilegal dan genosida rezim Zionis terhadap Paletina. Selain itu, serangan ini juga sebagai balasan atas serangan militer Israel terhadap kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah awal April lalu.
Di sisi lain, Israel yang diserang menggunakan sistem pertahanan berlapis-lapis untuk memblokir serangan drone dan rudal Iran.
Lantas, secanggih apa senjata-senjata yang dipakai Iran dan Israel dalam pertempuran singkat tersebut?Spesifikasi Drone Kamikaze Iran \’Shahed 136\’ untuk Serang IsraelADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Shahed 136
Iran melepaskan ratusan drone kamikaze Shahed 136 ke wilayah Israel. Iran memilih drone sebagai tembakan \’salvo\’ untuk mengancam Israel karena drone memiliki sejumlah keunggulan.
Drone ini berukuran tidak terlalu besar. Shahed 136 memiliki panjang sekitar 3,5 meter dengan lebar 2,5 meter dan hulu ledak hingga 40 kg.
Pesawat nirawak ini juga didesain dengan sayap delta yang membuatnya lebih sulit dideteksi oleh radar.
Melansir The Jerusalem Post, Iran telah mengembangkan drone selama beberapa tahun terakhir. Upaya Iran menggunakan drone untuk menyerang Israel bukan hal baru.
Iran juga telah memasok drone Shahed 136 ke Rusia dalam jumlah besar untuk meneror Ukraina selama peperangan dua tahun terakhir. Rusia memilih menggunakan drone karena murah dan dapat dibuang serta meneror wilayah sipil.Mengenal \’Benteng\’ Israel Iron Dome, Kenapa Bisa Dibobol Hamas?Iron Dome
Iron Dome merupakan salah satu sistem pertahanan andalan milik Israel. Sistem pertahanan ini juga yang digunakan untuk memblokir serangan Iran.
Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak pendek yang dikembangkan oleh perusahan pertahanan Rafael Advanced Defense Systems milik Israel.
Sistem pertahanan ini mulai dikembangkan pada 2007 oleh Rafael Adanvced Defense System, perusahaan asal Israel dan dengan dukungan Amerika Serikat. Setelah melewati serangkaian uji coba pada 2008 dan 2009, baterai Iron Dome pertama dikerahkan pada tahun 2011.
Sistem pertahanan rudal ini merupakan salah satu alat terpenting dalam persenjataan Israel. Iron Dome terdiri dari tiga elemen utama: peluncur dan pencegatnya, radar multi-misi berbasis darat, dan sistem kontrol.
Iron Dome dirancang untuk menembak jatuh proyektil yang masuk. Sistem ini dilengkapi dengan radar yang mendeteksi roket dan kemudian menggunakan sistem komando dan kontrol yang dengan cepat menghitung apakah proyektil yang masuk menimbulkan ancaman atau kemungkinan besar akan menghantam area yang tidak berpenduduk.PBB Cemas Situs Nuklir Iran Jadi Target Empuk Balas Dendam IsraelArrow
Sistem pertahanan rudal Arrow-2 dan Arrow-3 dikembangakan oleh Israel dengan mempertimbangkan ancaman rudal Iran. Sistem pertahanan ini dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi, menggunakan hulu ledak yang dapat dilepas dan bertabrakan dengan target.
Melansir CNN, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik saat mereka menukik menuju target di lapisan atas atmosfer Arrow 2 memiliki jangkauan 56 mil dan ketinggian maksimum 32 mil.
Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik yang masuk di luar angkasa, sebelum memasuki kembali atmosfer dalam perjalanan menuju sasaran.
David\’s Sling
Sistem pertahanan Israel lainnya adalah David\’s Sling yang melindungi dari ancaman jarak pendek dan menengah. David\’s Sling merupakan proyek gabungan Rafael Advanced Defense System Israel dengan raksasa pertahanan AS, Raytheon Technologies.
Sistem ini dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan dari jarak 100 km hingga 200 km. David\’s Sling juga dirancang untuk mencegat pesawat, drone, dan rudal jelajah.
Iron Beam
Israel juga tengah mengembangkan sistem pertahanan udara berbasis laser bernama Iron Beam untuk menetralisir roket dan drone musuh dengan perkiraan biaya hanya US$2 per intersepsi.
Melansir AP, Israel mengatakan sistem ini akan membawa perubahan besar karena pengoperasiannya jauh lebih murah dibandingkan sistem yang sudah ada. Namun sistem ini saat ini belum dapat dioperasikan.