Peter Higgs, fisikawan pemenang yang mengusulkan partikel baru yang dikenal sebagai Higgs boson, meninggal dunia di usai 94 tahun. Berikut perjalanan soal \’partikel tuhan\’ tersebut.
Melansir The Guardian, Higgs, yang dianugerahi hadiah Nobel bidang fisika pada 2013, meninggal di rumahnya di Edinburgh, Skotlandia, pada Senin (8/4).
Lahir di Newcastle, Higgs meninggalkan dua putra, Chris dan Jonny, menantu perempuannya Suzanne dan dua orang cucu. Istrinya, Jody, seorang dosen linguistik yang sudah berpisah dengannya, meninggal pada 2008.Fisikawan Buka Suara Soal \’Partikel Tuhan\’Peter Higgs, ilmuwan penemu \’partikel tuhan\’, meninggal di usia 94 tahun. (dok CERN)\”Peter Higgs adalah individu yang luar biasa, seorang ilmuwan yang benar-benar berbakat yang visi dan imajinasinya telah memperkaya pengetahuan kita tentang dunia di sekitar kita,\” kata Peter Mathieson, Rektor Edinburgh University.
\”Karya perintisnya telah memotivasi ribuan ilmuwan, dan warisannya akan terus menginspirasi lebih banyak lagi generasi mendatang,\” lanjut dia.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Sedahsyat itukah temuan Higgs?
Asal usul

Higgs boson, melansir LiveScience, merupakan salah satu dari 17 partikel elementer yang membentuk Model Standar fisika partikel, yang merupakan teori terbaik para ilmuwan tentang perilaku bahan penyusun paling dasar alam semesta.
Partikel Higgs boson adalah partikel terakhir yang ditemukan, setelah pencarian selama lima dekade, dan memainkan peran mendasar dalam fisika subatom, sehingga kadang-kadang dia disebut sebagai \’partikel tuhan\’.
Untuk tahu kedahsyatan Higgs boson, alangkah lebih baik kita memulainya dengan temuan Einstein.
Salah satu sifat paling mendasar dari materi adalah \’massa\’, yang merupakan kuantitas yang menentukan seberapa besar hambatan yang diberikan suatu benda ketika suatu gaya diterapkan padanya.Pakar Bicara Peluang Black Hole Jadi Pintu Langit Menuju Universe LainDia ada dalam dalam persamaan terkenal Einstein E = mc^2, dengan E adalah energi. Karena c hanyalah sebuah konstanta (kecepatan cahaya), maka persamaan tersebut menunjukkan bahwa, kecuali perubahan satuan pengukuran, energi dan massa adalah hal yang sama.
Sekitar 99 persen massa benda apa pun di dunia nyata, seperti tubuh manusia, berasal dari energi pengikat yang menyatukan partikel-partikel elementer di dalam atom. Namun, sisa 1 persen massa merupakan bagian intrinsik partikel-partikel elementer tersebut.
Pertanyaannya adalah, bagaimana mereka mendapatkan massa?
Pada 1960-an, fisikawan teoretis, termasuk Peter Higgs, memberikan kemungkinan jawaban.
Mekanisme yang mereka usulkan melibatkan medan yang tidak terlihat namun mencakup segalanya, yang kemudian dijuluki \’medan Higgs\’ (Higgs field). Melalui interaksi dengan medan inilah partikel elementer memperoleh massanya.Sains di Balik Ledakan Bom Atom Karya OppenheimerPartikel yang berbeda memiliki massa yang berbeda karena tidak semuanya dipengaruhi oleh medan Higgs dengan cara yang sama.
Ilmuwan CERN Stefano Meroli menjelaskan hal ini dengan analogi seseorang (partikel elementer) yang bergerak melalui sekelompok jurnalis (medan Higgs).
Jika orang tersebut adalah selebritas, mereka harus berjuang untuk melewatinya, seperti sebuah partikel bermassa tinggi. Namun, jika mereka tidak diketahui oleh para jurnalis, mereka akan melewatinya dengan mudah, seperti sebuah partikel bermassa rendah.
Peter Higgs menyerahkan makalah aslinya tentang medan Higgs (yang saat itu tidak disebutkan namanya) ke jurnal Physical Review Letters pada 31 Agustus 1964, menurut University of Edinburgh.

Pada hari yang sama, makalah lain oleh fisikawan Belgia Francois Englert dan Robert Brout diterbitkan dengan menjelaskan teori yang pada dasarnya sama.
Ketika hal ini menjadi perhatiannya, Higgs memodifikasi makalahnya sendiri untuk menambahkan prediksi lain; bahwa seharusnya ada partikel elementer baru yang terkait dengan medan Higgs.
Partikel ini termasuk dalam kelas partikel yang disebut boson dan memiliki massa yang sangat tinggi. Partikel inilah yang kemudian dikenal sebagai Higgs boson.
Bagaimana cara menguji teori tersebut? Cara paling jelas untuk memverifikasinya adalah dengan mengamati Higgs boson, tapi itu tidak akan pernah mudah.Sains di Balik Kecepatan The Flash dan Perjalanannya ke Masa LaluSalah satu alasannya adalah Higgs boson diperkirakan sangat tidak stabil dan hancur menjadi partikel lain dalam waktu sepersekian detik, menurut fisikawan Brian Greene yang menulis untuk Smithsonian Magazine.
Massanya yang sangat besar, menurut standar subatom, berarti bahwa dia hanya dapat tercipta melalui tumbukan energi super tinggi.
Upaya CERN, lembaga penelitian nuklir Eropa, membangun akselerator partikel terkuat di dunia, Large Hadron Collider (LHC), salah satu motivasi utamanya adalah menemukan Higgs boson.
Pembuktian Higgs Boson

Fisikawan mengukur massa partikel dalam satuan yang disebut elektron volt (eV). Misalnya, massa proton, yang adalah inti atom hidrogen, mencapai 938 juta eV.
Ketika LHC mulai beroperasi pada 2008, satu-satunya hal yang diketahui secara pasti oleh para ilmuwan tentang Higgs adalah bahwa massanya harus lebih besar dari 114 miliar eV. Jika tidak, maka ia akan ditemukan oleh akselerator partikel generasi sebelumnya.
Untungnya, LHC terbukti mampu melakukan tugas tersebut, menghasilkan semakin banyak pengukuran yang menunjukkan sesuatu yang sangat mirip Higgs, yaitu sekitar 125 miliar eV.6 Teori Unik Hawking yang Belum Terbukti NyataPada 4 Juli 2012, tidak ada keraguan lagi, dan pengumuman resmi dibuat yang mendapat sambutan meriah dari media. Hampir 50 tahun setelah pertama kali diusulkan, Higgs boson akhirnya ditemukan.
Sayangnya, salah satu dari tiga ilmuwan di balik prediksi awal, Robert Brout, telah meninggal setahun sebelumnya.
Namun, dua fisikawan yang masih hidup, Francois Englert dan Peter Higgs, dianugerahi Hadiah Nobel Fisika 2013, menurut Yayasan Nobel, \”untuk penemuan teoretis tentang mekanisme yang berkontribusi pada pemahaman kita tentang asal usul massa partikel subatom, dan yang baru-baru ini dikonfirmasi melalui penemuan partikel fundamental yang diprediksi.\”
Partikel Tuhan?

Di luar dunia fisika energi tinggi, Higgs boson sering disebut dengan nama \’partikel Tuhan\’ lantaran judul buku tentangnya pada 1993 yang ditulis oleh Leon Lederman dan Dick Teresi.
Frasa itu dipilih, kata penulisnya, karena penerbit tidak mengizinkan mereka menyebutnya sebagai \’Partikel Terkutuk\’. Meski disukai oleh media, menurut CERN, julukan \’Partikel Tuhan\’ tidak disukai oleh banyak ilmuwan.
Terlepas dari istilah itu, penemuan Higgs boson sangatlah penting. Itu merupakan bagian terakhir dari teka-teki Model Standar (Standard Model).
Pete Wilton dari Oxford University menyebut temuan ini bisa mengarahkan para ilmuwan pada pemahaman tentang misteri lebih lanjut, seperti sifat materi gelap, yang ada di baliknya.

Higgs boson juga terus mengungkap lebih banyak misterinya kepada para ilmuwan di CERN dan tempat lain.
Salah satu cara untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara kerjanya, dan apakah ia benar-benar bertanggung jawab atas massa semua partikel elementer lainnya, adalah dengan mengamati berbagai cara peluruhan Higgs boson menjadi partikel lain.
Biasanya, ia meluruh menjadi quark, tetapi juga ditemukan meluruh menjadi kelas partikel yang sangat berbeda yang disebut muon. Ini merupakan indikasi kuat bahwa muon, seperti halnya quark, benar-benar memperoleh massanya melalui mekanisme Higgs.
Di sisi lain, penelitian terbaru menunjukkan bahwa, jika Higgs boson memiliki massa yang jauh lebih besar daripada massanya, alam semesta mungkin telah mengalami keruntuhan dahsyat sebelum sempat terbentuk. Ini mungkin memang nasib bagian lain di multiverse, tapi untungnya bukan nasib kita.
Jika teori itu benar, kita berterima kasih kepada partikel Higgs boson atas keberadaan kita.

By admin