Para astronom menemukan dua lubang hitam terberat yang pernah ada, yakni pasangan lubang hitam yang beratnya setara dengan 28 miliar massa Matahari. Massa gabungan kedua lubang hitam ini sangat besar, sehingga mereka menolak untuk bertumbukan dan menyatu.
Pasangan lubang hitam itu berada di dalam galaksi \”fosil\” B2 0402+379. Pasangan lubang hitam ini terdiri dari dua lubang hitam supermasif yang mengitari satu sama lain dengan jarak hanya 24 tahun cahaya.
Para pakar percaya hal tersebut menjadikannya pasangan lubang hitam terdekat yang pernah ditemukan. Para peneliti melaporkan temuan mereka di Astrophysical Journal, 5 Januari lalu.
Meski jaraknya sangat dekat, kedua monster kembar ini terkunci dalam limbo orbit karena tidak lagi mendekat, keduanya terus mengulang pola gerak yang sama selama lebih dari 3 miliar tahun. Para astronom masih belum bisa memastikan apakah gerak lubang hitam ini akan terus berlanjut tanpa jeda atau akan berakhir dengan tabrakan.Pilihan RedaksiAmaterasu, Salah Satu Energi Terbesar Angkasa Terdeteksi Hujani BumiTeka-teki Radiasi Kuat dari Jantung Galaksi ke Arah Bumi TerbongkarJames Webb Pecahkan Rekor Temuan Lubang Hitam Tertua dan TerjauhLubang Hitam Raksasa Bisa Dicek Lewat Hp, Bagaimana Caranya?ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}\”Biasanya, galaksi yang memiliki pasangan lubang hitam yang lebih ringan memiliki bintang dan massa yang cukup untuk menggerakkan keduanya dengan cepat,\” kata salah satu peneliti, Roger Romani, profesor fisika dari Stanford University, mengutip Live Science, Rabu (13/3).
\”Karena pasangan ini sangat berat, maka dibutuhkan banyak bintang dan gas untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi, pasangan bintang ganda itu telah menjelajahi galaksi pusat dari materi-materi tersebut, membuatnya terhenti,\” lanjut dia.
Lubang hitam lahir dari keruntuhan bintang-bintang raksasa dan tumbuh dengan melahap apa pun yang berada terlalu dekat, baik itu gas, debu, bintang, maupun lubang hitam lainnya. Namun, dari mana lubang hitam pertama kali terbentuk masih menjadi misteri.
Simulasi masa lalu tentang milyaran tahun pertama alam semesta menunjukkan lubang hitam lahir dari awan gas dan debu dingin yang mengepul dan menyatu menjadi bintang-bintang yang sangat masif dan akan runtuh dengan cepat.
Setelah lahir, lubang hitam ini tumbuh semakin besar, mengekor awan gas di sekelilingnya yang akhirnya runtuh menjadi bintang-bintang pertama di galaksi kerdil.
Para astronom berteori ketika alam semesta berkembang, lubang hitam di dalam galaksi-galaksi kerdil dengan cepat bergabung dengan galaksi-galaksi lain untuk melahirkan lubang hitam supermasif yang lebih besar lagi.
Para astronom menelusuri arsip data yang dikumpulkan oleh teleskop Gemini North di Hawaii untuk menemukan sepasang lubang hitam itu. Dengan menggunakan spektograf teleskop (GMOS) untuk memecah cahaya bintang menjadi warna-warna yang berbeda, para astronom menemukan cahaya yang berasal dari Matahari yang melaju di sekeliling lubang hitam.
Hal ini membawa para astronom ke B2 0402+379 – \”gugus fosil\” yang terbentuk ketika seluruh gugus galaksi yang terdiri dari bintang-bintang dan gas bergabung menjadi satu galaksi raksasa.
\”Sensitivitas GMOS yang luar biasa memungkinkan kami untuk memetakan kecepatan bintang yang meningkat ketika kita melihat lebih dekat ke pusat galaksi,\” kata Romani.

\”Dengan itu, kami bisa menyimpulkan massa total lubang hitam yang ada di sana,\” imbuhnya.
Ketika sepasang lubang hitam sudah cukup dekat, para ilmuwan meyakini gelombang gravitasi akan membawa energi yang cukup besar sehingga kedua monster yang sedang bertarung itu akan melambat dan bergabung.
Namun, para ilmuwan belum pernah mengamati dua lubang hitam yang melakukan hal ini, dan penggabungan lubang hitam B2 0402+379 telah terhenti selama 3 miliar tahun terakhir.

Para peneliti percaya pasangan raksasa ini sangat masif sehingga tidak ada yang bisa memperlambatnya.
\”Kami menantikan investigasi lanjutan dari inti B2 0402+379 di mana kami akan melihat seberapa banyak gas yang ada,\” kata penulis utama Tirth Surti, seorang mahasiswa fisika di Stanford.
\”Ini akan memberi kita lebih banyak wawasan tentang apakah lubang hitam supermasif pada akhirnya bisa bergabung atau apakah mereka akan tetap terdampar sebagai biner,\” pungkasnya.

By admin