Badai Matahari merupakan salah satu fenomena yang bisa memberikan dampak langsung bagi kehidupan di Bumi. Lalu, apa jadinya jika badai Matahari besar menghantam Bumi?
Sebuah studi pada tahun 2013 dari perusahaan asuransi raksasa Inggris, Lloyd\’s of London, memperkirakan pemadaman listrik akibat badai Matahari besar dapat mengakibatkan berkurangnya pendapatan hingga US$2,6 triliun untuk industri listrik di Amerika Utara saja.
Studi ini juga menemukan bahwa pemadaman listrik secara global hingga bertahun-tahun. Pasalnya, kejadian seperti itu dapat merusak beberapa transformator tegangan ekstra tinggi secara bersamaan yang sulit untuk diganti, mengutip Live Science.
Hal ini juga bakal menimbulkan efek domino pada pasar keuangan, perbankan, telekomunikasi, transaksi bisnis, layanan darurat dan rumah sakit, pemompaan air dan bahan bakar, serta transportasi makanan.Studi Klaim Starlink Bikin Medan Magnet Bumi Lemah, Simak FaktanyaADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Sebuah studi tahun 2017 di jurnal Space Weather juga menemukan dalam skenario pemadaman listrik yang paling ekstrem, yang berdampak pada 66 persen populasi AS, kerugian ekonomi domestik harian dapat mencapai US$41,5 miliar ditambah kerugian lainnya sebesar US$7 miliar karena gangguan rantai pasokan global.
Sebaliknya, jika hanya berdampak pada negara-negara bagian utara yang ekstrem, yang merupakan rumah bagi 8 persen populasi AS, kerugian ekonomi per hari dapat mencapai US$6,2 miliar ditambah dengan kerugian rantai pasokan internasional sebesar US$0,8 miliar.
Badai Matahari terbesar tercatat pernah terjadi di Bumi pada 2 September 1895 atau yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington.
Sensor magnetik di Kew Observatory di London mendeteksi gangguan magnetik yang luar biasa di Bumi dari 28 Agustus hingga 7 September tahun itu, terutama pada 28 Agustus dan 2 September.Dua Matahari di Mentawai Bukan Tanda Kiamat, Ini Penjelasan IlmiahnyaBadai Matahari yang terjadi saat itu juga menghasilkan cahaya yang begitu terang. Bahkan, menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), cahaya terang itu membuat sebagian orang mengira dini hari sebagai pagi.
Selain itu, jalur telegraf mengalami salah satu fenomena listrik yang paling mengejutkan sekaligus unik ketika arus listrik yang melimpah memungkinkan mesin telegraf mengirim pesan dari New York ke Pittsburgh tanpa bantuan baterai.
Secara keseluruhan, Peristiwa Carrington memengaruhi hampir setengah dari stasiun telegraf di Amerika Serikat, menurut penelitian tahun 2016.
Hugh Hudson, fisikawan matahari di University of Glasgow di Skotlandia, dalam sebuah studi tahun 2021 di jurnal Annual Review of Astronomy and Astrophysics menjelaskan Matahari melepaskan solar flare ketika energi magnetik yang menumpuk tiba-tiba dilepaskan.
Solar flare sering kali disertai dengan pelepasan gelembung raksasa materi matahari, yang dikenal sebagai lontaran massa korona (CME). Letusan ini kemungkinan mengandung miliaran ton awan partikel bermuatan listrik yang dapat melesat dengan kecepatan jutaan mil per jam.
Studi Hudson pada tahun 2021 memperkirakan radiasi dari flare peristiwa Carrington kemungkinan besar membawa sekitar 4 X 10^32 erg energi, atau kira-kira setara dengan 10 miliar bom nuklir berkekuatan 1 megaton.
Ia juga memperkirakan CME dari peristiwa tersebut kemungkinan besar membawa sekitar 3 X 10^32 erg energi kinetik.
Solar flare juga dapat memicu arus listrik yang kuat di magnetosfer, menurut NOAA. Arus ini pada gilirannya dapat menimbulkan gangguan magnetik di dalam tanah di Bumi, yang dapat menghasilkan arus listrik pada bentangan panjang bahan konduktif listrik, seperti kabel listrik, kabel telekomunikasi, dan jaringan pipa.
Badai geomagnetik juga dapat mengganggu komunikasi radio dan navigasi GPS dengan membengkokkan atmosfer dengan cara mengubah jalur sinyal radio, kata NOAA.Baju Astronaut untuk Misi Luar Angkasa (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)Bukan ancaman di halaman berikutnya…