Perkembangan ini yang butuh dikuasai oleh para prakirawan di PapuaJakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus berupaya memperkuat keandalan para prakirawan cuaca kemaritiman di Papua demi menciptakan keamanan dan keselamatan pelayaran laut di perairan Indonesia timur.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura Heri Purnomo dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan, upaya penguatan kapasitas prakirawan tersebut diberikan melalui serangkaian kegiatan pelatihan teknis operasi dan layanan yang digelar secara berkelanjutan.
Dia menilai penguatan kapasitas prakirawan sudah sangat dibutuhkan seiring adanya pembaruan pada sistem perangkat teknologi Indonesia Weather Informasi For Shipping (INAWIS) dan Marine Automatic Weather Station (MAWS).
Berdasarkan informasi BMKG, perangkat teknologi berbasis radar satelit tersebut tak hanya menyediakan laporan analisa cuaca dan ketinggian gelombang, namun saat ini juga sudah memiliki keunggulan atas analisis kemaritiman lain yang lebih detil.
Adapun beberapa keunggulan yang dimaksud antara lainINAWIS menjadi sebagai alat bantu untuk menemukan zona penangkapan ikan potensial di laut hingga memastikan pelayaran untuk kapal kargo, feri, kapal penumpang, dan tongkang lebih aman.
Ia memastikan teknologi tersebut saat ini juga sudah terintegrasi ke dalam satu data sistem informasi berbasis internet sehingga mudah untuk diakses publik.
"Perkembangan ini yang butuh dikuasai oleh para prakirawan di Papua," ujarnya.
Melalui upaya tersebut BMKG berharap para prakirawan sebagai corong penyampai informasi yang andal dan memiliki ketepatan waktu mengingat karena kondisi geografis Papua yang dikenal memiliki arus laut yang kuat, sering dilanda gelombang tinggi dan angin kencang, terutama di musim pancaroba, sehingga menyulitkan navigasi kapal dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Bahkan data tercatat setahun terakhir, kata dia, setidaknya ada 11 kasus kecelakaan kapal di laut Manokwari yang mengakibatkan sebanyak delapan orang meninggal, enam orang dinyatakan hilang beruntung, 51 orang berhasil diselamatkan. Terakhir kecelakaan kapal di Pulau Fani, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang membawa 41 orang kru kapal ikan.