Kenapa hal itu semua bisa terjadi? Karena pilah sampahnya belum dilaksanakan secara optimalJakarta (ANTARA) – Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pemilahan sampah perlu lebih ditingkatkan guna memastikan Indonesia tidak lagi mengimpor sampah plastik dan kertas demi memenuhi kebutuhan industri.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional Bank Sampah 2024 yang diadakan KLHK di Jakarta, Rabu, Rosa VivienRatnawati mengatakan pihaknya memperkirakan Indonesia bisa bebas dari impor sampah sebagai bahan baku dapat dicapai pada sekitar tahun 2030-an.

"Itu pun juga dengan (upaya) keras sekali, kalau tidak kita begini-begini terus. Sampah banyak dan sampah yang belum terkelola itu ternyata dari jumlah yang tadi disebutkan kurang lebih 64 juta ton, sampah yang belum terkelola 30 persen masih terbuang ke lingkungan," ujarnya.

Keadaan saat ini, lanjut dia, sekitar 20-30 persen kebutuhan bahan baku sampah plastik dan keras oleh industri di Indonesia masih dipenuhi dengan cara impor.

"Kenapa hal itu semua bisa terjadi? Karena pilah sampahnya belum dilaksanakan secara optimal," ucapnya.

Terkait hal tersebut, RosaVivien meminta agar bank-bank sampah yang ada di Indonesia, yang jumlahnya secara resmi mencapai hampir 17.000 unituntuk dapat berperan sebagai salah satu sumber bahan baku sampah plastik dan kertas bagi industri di Tanah Air.

Dia mengatakan terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, termasuk menjaga konsistensi jumlah bahan baku sampah yang dapat diambil oleh off-taker atau pihak yang mengambil sampah terpilah di bank sampah tersebut.

Selain itudia juga menyoroti pentingnya kualitas sampah terpilah yang ada di bank sampah. Karena Industri daur ulang, produsen atau off-taker yang menggunakan bahan baku sampah, biasanya membutuhkan sampah terpilah bersih, termasuk bebas dari label yang biasa terdapat di sampah tersebut.

By admin